Menyambut Demokrasi Hijau pada Peringatan 26 Tahun The Habibie Center
- Sosial Bisnis Indonesia
- Nov 20
- 2 min read

Pada 18 November 2025, The Habibie Center menggelar Habibie Democracy Forum untuk merayakan 26 tahun berdirinya lembaga yang didirikan oleh Prof. B. J. Habibie. Salah satu sesi utama forum tahun ini adalah diskusi panel bertema “Mewujudkan Keadilan Ekologis dan Ketahanan Demokrasi: Membangun Kepemimpinan Akuntabel untuk Keberlanjutan Indonesia”. Dalam sesi ini, Matt Danalan Saragih selaku Presiden Direktur PT SOBI berkesempatan untuk berbagi gagasan dari perspektif bisnis regeneratif, dengan para pembicara lain: Eva Kusuma Sundari (Staf Khusus Wakil Ketua MPR 2024–2029), Dr. Mas Achmad Santosa (Founder/CEO Indonesia Ocean Justice Initiative), dan Nadia Habibie (Sekretaris Dewan Pengurus The Habibie Center).

Dalam diskusi, Matt menyoroti kontributor emisi CO2 tertinggi di Indonesia berasal dari sektor kehutanan (45%), dimana penyebab utamanya adalah deforestasi untuk produksi kebutuhan kayu dan pangan. Ia menjelaskan bahwa SOBI hadir untuk mendorong pengelolaan lahan yang produktif, inklusif, dan regeneratif sebagai standar baru produksi pangan dan bahan baku. Menurutnya, perubahan harus diarahkan pada upaya yang mampu menghasilkan pengurangan emisi terbesar. Ia menegaskan bahwa model bisnis SOBI bertumpu pada tiga pilar: produktif yang memastikan insentif ekonomi bagi petani dan perusahaan, regeneratif yang menempatkan penghormatan terhadap alam melalui pengurangan input kimia, dan inklusif yang memastikan kebutuhan masyarakat lokal terdengar sehingga mereka dapat mencapai ketahanan pangan sekaligus pendapatan ekonomi.

Para pembicara pada forum ini menawarkan pandangan yang saling melengkapi tentang masa depan demokrasi hijau di Indonesia. Mereka menyoroti perlunya peningkatan kesadaran ekologis masyarakat untuk membentuk perilaku pro-ekosistem, kebutuhan pembaruan indikator pembangunan agar tidak hanya bergantung pada PDB konvensional, serta perlunya reformasi hukum yang mampu melindungi modal alam sesuai prinsip strong sustainability. Diskusi juga menekankan peran generasi muda yang perlu dilibatkan dalam perumusan kebijakan dan diberi akses pada pengetahuan yang langsung dapat diterapkan.

Sebelum sesi berakhir, Matt kembali menegaskan pelajaran besar dari pengalaman lapangan SOBI, yakni bahwa pengetahuan tanpa insentif ekonomi tidak akan menghasilkan perubahan yang bertahan. Banyak program pelatihan gagal karena petani tidak memiliki alasan kuat untuk mempertahankan praktik baru setelah pendampingan selesai. Karena itu, SOBI memilih menjadi mitra jangka panjang dengan menyediakan pendampingan teknis, membuka akses pasar, dan merancang model agroforestri yang mengikuti kebutuhan pasar. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat kemandirian petani, tetapi juga menunjukkan bahwa transformasi hijau dapat berjalan berdampingan dengan demokrasi yang responsif dan ekonomi yang berkelanjutan.



Comments