Search Results
11 results found with an empty search
- Jatah Tebang Tahunan (JTT): Menjaga Hutan Tetap Lestari Bersama PT Sosial Bisnis Indonesia
Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia sekaligus bagi keseimbangan lingkungan. Selain menjadi rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna, hutan juga memberikan berbagai manfaat, seperti menyimpan karbon, mengatur siklus air, melindungi tanah dari erosi, serta menyediakan bahan baku kayu untuk kebutuhan industri. Namun, semua pemanfaatan tersebut harus dilakukan secara bijak agar tidak menimbulkan kerusakan yang merugikan di masa depan. Kawasan Hutan Rakyat SOBI di Kulon Progo Salah satu konsep pengelolaan hutan lestari yang banyak diterapkan di Indonesia adalah Jatah Tebang Tahunan (JTT) . Prinsip ini menjadi kunci agar hutan dapat terus memberikan manfaat secara berkelanjutan tanpa mengorbankan kelestariannya. PT Sosial Bisnis Indonesia (SOBI), sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu, telah menerapkan sistem JTT sebagai wujud komitmen terhadap pengelolaan hutan yang bertanggung jawab. Apa Itu Jatah Tebang Tahunan (JTT)? Secara sederhana, Jatah Tebang Tahunan (JTT) adalah volume maksimal kayu yang boleh ditebang dari suatu areal hutan dalam kurun waktu satu tahun, tanpa mengurangi kemampuan hutan untuk tumbuh kembali. Dengan kata lain, jumlah kayu yang diambil setiap tahun harus sebanding, atau lebih kecil, dari pertumbuhan volume pohon ( riap ) pada periode yang sama. Log Kayu Mahoni Konsep ini memastikan stok kayu di hutan tetap terjaga sehingga penebangan dapat dilakukan secara berkesinambungan. Penerapan JTT juga membawa berbagai manfaat, antara lain: Menjaga fungsi ekologi hutan : mengurangi risiko erosi tanah, menjaga kesuburan lahan, dan mempertahankan siklus hidrologi. Mencegah kerusakan di daerah rawan : pada wilayah dengan kemiringan curam atau potensi longsor, pengendalian tebang sangat penting untuk mencegah bencana lingkungan. Mendukung keberlanjutan ekonomi : memastikan pasokan kayu jangka panjang bagi industri pengolahan kayu. Meningkatkan kredibilitas pengelola hutan : JTT menjadi salah satu indikator bagi pembeli dan mitra bisnis bahwa kayu dihasilkan dari sumber yang dikelola secara lestari. Mengapa JTT Penting bagi Usaha Kayu? Dalam sektor kehutanan, kelestarian sumber daya adalah fondasi dari bisnis yang sehat. Tanpa pengaturan penebangan yang tepat, cadangan kayu akan cepat menipis dan industri pun tidak mampu bertahan dalam jangka panjang. Jatah Tebang Tahunan (JTT) hadir sebagai mekanisme untuk memastikan hasil hutan yang diambil tidak melebihi kapasitas tumbuh kembali. Pengukuran Diameter Pohon Untuk menentukan JTT, biasanya dilakukan inventarisasi tegakan, yang mencakup data: Jumlah pohon Jenis pohon Diameter batang Tinggi pohon Data tersebut kemudian diolah untuk menghitung riap (pertumbuhan volume pohon per tahun), yang menjadi dasar penentuan volume kayu yang dapat dipanen secara aman. Pada tingkat global, standar internasional seperti sertifikasi FSC (Forest Stewardship Council) mensyaratkan adanya perhitungan JTT yang jelas. Hal ini menjadikan JTT bukan hanya instrumen teknis, tetapi juga bukti komitmen pengelolaan hutan lestari di mata pembeli dan mitra bisnis, terutama bagi industri yang membutuhkan pasokan bahan baku jangka panjang dan ramah lingkungan. Penerapan JTT di PT Sosial Bisnis Indonesia (SOBI) Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada pengelolaan hutan lestari, PT Sosial Bisnis Indonesia (SOBI) menerapkan sistem Jatah Tebang Tahunan (JTT) untuk mengatur penebangan pohon di wilayah kelolanya. Saat ini, SOBI mengelola empat jenis utama kayu rakyat dengan volume JTT yang telah dihitung secara ilmiah, yaitu: Jati (Tectona grandis) : 8.227 m³ Sengon (Paraserianthes falcataria) : 9.769 m³ Mahoni (Swietenia spp.) : 13.158 m³ Jenis lainnya : 686 m³ Kegiatan Inventarisasi Terintegrasi Melalui Aplikasi Dengan adanya pembatasan JTT ini, SOBI memastikan penebangan dilakukan secara terukur tanpa mengganggu potensi regenerasi hutan. Selain itu, SOBI juga melaksanakan program reboisasi dan penyulaman pohon , di mana setiap pohon yang ditebang digantikan dengan tiga bibit baru. Strategi ini tidak hanya menjaga jumlah tegakan tetap stabil, tetapi juga meningkatkan potensi produksi kayu di masa depan. Manfaat Ganda dari Penerapan JTT Penomoran Pohon untuk Memastikan Keterlacakan dalam Pengelolaan JTT Menjaga Stok Kayu Jangka Panjang : dengan pembatasan tebang sesuai JTT, cadangan kayu tetap terjaga, bahkan dapat meningkat apabila pertumbuhan pohon lebih cepat daripada penebangan. Mendukung Keanekaragaman Hayati : penebangan yang terkendali memberi ruang bagi regenerasi alami, sehingga ekosistem hutan tetap terpelihara. Mengurangi Risiko Lingkungan : tanah terlindungi dari erosi, kesuburan lahan tetap terjaga, dan siklus air dapat berlangsung dengan normal. Memberi Nilai Tambah Ekonomi : kayu yang dipanen secara berkelanjutan memiliki nilai jual lebih tinggi, terutama jika disertifikasi dengan standar lestari seperti FSC. Memperkuat Citra Perusahaan : pengelola hutan yang patuh pada JTT dipandang sebagai mitra yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, baik oleh masyarakat maupun pembeli. JTT sebagai Pilar Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Penerapan Jatah Tebang Tahunan (JTT) tidak hanya membawa keuntungan bagi perusahaan, tetapi juga memberi manfaat luas bagi masyarakat. Hutan yang dikelola dengan prinsip ini akan terus menyediakan fungsi ekologis, sosial, dan ekonomi selama puluhan bahkan ratusan tahun. Penomoran Tunggakan Dalam konteks bisnis, SOBI melihat JTT sebagai bentuk investasi jangka panjang. Meskipun pada awalnya terlihat membatasi penebangan dan mengurangi potensi keuntungan cepat, langkah ini justru merupakan strategi yang lebih kuat dalam jangka panjang. Komitmen ini kami wujudkan dengan menebang sesuai perhitungan ilmiah, menanam tiga bibit baru untuk setiap pohon yang ditebang, dan merawat kualitas tegakan agar tetap sehat. Dengan menjaga kelestarian hutan, pasokan bahan baku menjadi tetap stabil, kepercayaan pembeli terjaga, dan tuntutan regulasi maupun standar pasar internasional dapat terpenuhi. Lebih dari itu, hutan yang lestari adalah warisan berharga bagi generasi mendatang. Bagi kami, penerapan JTT adalah cara nyata untuk memastikan hutan terus memberi kehidupan, sekaligus meninggalkan warisan berharga bagi generasi yang akan datang.
- Membangun Ketahanan Pangan Melalui Pengelolaan Lahan Regeneratif yang Inklusif
Selama ini, sistem pertanian konvensional lebih mengutamakan produksi cepat dan hasil dalam jumlah besar. Namun, orientasi jangka pendek ini membawa dampak yang tidak bisa diabaikan: Deforestasi besar-besaran untuk membuka lahan pertanian Rusaknya habitat alami dan terganggunya siklus ekologis seperti air dan karbon Ketergantungan pada bahan kimia sintetis yang merusak kesuburan tanah Penggusuran masyarakat lokal dari ruang hidup mereka Meningkatnya konflik sosial akibat ketimpangan dalam penguasaan lahan Kondisi ini telah menyebabkan kerusakan ekosistem secara luas, hilangnya keanekaragaman hayati, serta melemahnya ketahanan pangan di tingkat lokal. Ini bukan sekadar ancaman masa depan, melainkan krisis nyata yang sedang berlangsung hari ini. Di tengah krisis iklim, degradasi tanah, dan ketimpangan struktural dalam sistem pangan, pengelolaan lahan secara regeneratif hadir sebagai pendekatan yang menjanjikan. Pendekatan ini bukan hanya merupakan metode pertanian, melainkan sebuah kerangka berpikir menyeluruh yang menyatukan dimensi ekologi dan sosial dalam satu kesatuan. PT Sosial Bisnis Indonesia (SOBI), sebagai sebuah perusahaan berdampak (impact enterprise), menjadi salah satu pelopor dalam penerapan pendekatan regeneratif di Indonesia. Melalui pendekatan ini, SOBI membangun ekosistem secara berkelanjutan dan inklusif dengan menempatkan masyarakat lokal bukan hanya sebagai penerima manfaat, tetapi sebagai mitra utama dalam perubahan. SOBI menggunakan pendekatan regeneratif sebagai solusi sistemik yang tidak hanya memulihkan tanah dan ekosistem, tetapi juga menyeimbangkan ulang relasi antara manusia dan alam. Saat Krisis Pangan dan Iklim Semakin Mendesak, Pendekatan Regeneratif Menjadi Jawaban. Apa Itu Sesungguhnya Pengelolaan Lahan Regeneratif? Pengelolaan lahan regeneratif merupakan pendekatan holistik dalam memulihkan dan merawat ekosistem lahan secara menyeluruh. Bukan sekadar soal produksi pangan, pendekatan ini mencakup pemulihan kesuburan tanah, perbaikan daur ekologis (seperti air dan karbon), serta pelibatan manusia secara etis dalam hubungan timbal balik dengan alam. Berbeda dari praktik pertanian konvensional yang cenderung eksploitatif, pengelolaan regeneratif bertumpu pada prinsip bahwa tanah dan ekosistem memiliki kemampuan alami untuk memulihkan dirinya,selama tidak terus-menerus ditekan oleh aktivitas manusia yang merusak. Maka dari itu, fokus utamanya bukan hanya mengurangi dampak negatif, tetapi juga secara aktif mengembalikan keseimbangan alamiah yang telah terganggu. Pendekatan ini meniru cara kerja alam: tidak memaksa, tidak instan, tetapi membangun ketahanan jangka panjang melalui proses yang selaras dengan siklus kehidupan. Dalam kerangka ini, produksi pangan berjalan seiring dengan pemulihan lingkungan dan penguatan peran sosial masyarakat. Prinsip-Prinsip Kunci Pengelolaan Lahan Regeneratif yang Diterapkan SOBI: Pembukaan Lahan yang Bertanggung Jawab Setiap proses pembukaan lahan dilakukan dengan penuh kehati-hatian, untuk memastikan lapisan tanah subur tetap terjaga dan kapasitas lahan dalam menyimpan karbon tidak terganggu. Prinsip ini penting agar produktivitas jangka panjang tidak mengorbankan stabilitas ekosistem. Prinsip ini menjadikan lahan tetap berfungsi sebagai penopang kehidupan, bukan hanya sebagai media produksi. Diversifikasi Tanaman Lokal Alih-alih mengandalkan sistem monokultur yang rawan terhadap hama, penyakit, dan fluktuasi iklim, SOBI menerapkan pendekatan polikultur berbasis tanaman lokal. Diversifikasi ini memperkaya struktur ekosistem, meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim, dan menciptakan sistem pangan yang lebih resilien dan adaptif. Perbaikan dan Pemeliharaan Kesehatan Tanah SOBI memprioritaskan penggunaan materi organik, seperti kompos, pupuk hijau, dan sisa tanaman untuk memperbaiki struktur tanah dan memperkuat mikrobioma di dalamnya. Pendekatan ini mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis yang berisiko merusak tanah dalam jangka panjang, sehingga kesuburan alami tetap terjaga. Pelestarian Daur Air dan Karbon Dalam sistem regeneratif, menjaga keseimbangan daur air dan karbon adalah hal yang esensial. Melalui penanaman pohon-pohon bernilai ekologis dan desain tata lahan yang mempertahankan penyerapan air, SOBI berupaya mengembalikan fungsi lahan sebagai penyangga hidrologis sekaligus penyimpan karbon alami. Pelibatan Masyarakat Lokal sebagai Aktor Utama Prinsip ini merupakan landasan paling mendasar dalam pendekatan regeneratif yang diterapkan oleh SOBI: menempatkan masyarakat lokal sebagai pemilik proses dan pelaku utama perubahan. Mereka tidak sekadar dilibatkan dalam aktivitas, tetapi didorong untuk mengambil peran dalam pengelolaan lahan. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap kondisi sosial dan ekologis setempat, masyarakat lokal menjadi garda terdepan dalam memastikan keberlanjutan jangka panjang. Inklusivitas yang Menjadi Kunci Keberlanjutan Tanpa keterlibatan aktif masyarakat lokal, prinsip-prinsip regeneratif akan kehilangan pijakan dasarnya, Sebab pada akhirnya, keberlanjutan yang nyata hanya dapat dijaga oleh mereka yang hidup berdampingan dan bergantung langsung pada lahan yang dikelola. SOBI memandang masyarakat lokal bukan sebagai objek pembangunan, melainkan sebagai mitra strategis dalam setiap proses regeneratif. Oleh karena itu, SOBI memposisikan diri sebagai fasilitator yang mendukung penguatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan yang relevan, pemanfaatan teknologi digital, fasilitasi sertifikasi, penyediaan akses terhadap modal kerja, hingga perluasan saluran pemasaran. Melalui dukungan ini, masyarakat tidak hanya memiliki kapasitas untuk mengelola lahan secara regeneratif, tetapi juga memperoleh nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan dari hasil pengelolaan mereka sendiri. Bentuk inklusivitas semacam inilah yang akan menjadi pondasi kuat bagi terciptanya ekosistem pangan dan lingkungan yang adil, tangguh, serta tahan terhadap perubahan. Ketika Tanah Pulih, Kehidupan Ikut Tumbuh Bagi SOBI, regeneratif bukan hanya slogan. Ini adalah landasan dari seluruh aksi nyata kami di lapangan. Bukan hanya soal memperbaiki lingkungan, pendekatan ini adalah strategi untuk membangun sistem pangan yang adil secara sosial, adaptif terhadap perubahan iklim, menghidupkan ekonomi lokal, melestarikan biodiversitas, dan menjaga keberlanjutan lintas generasi. Sistem pangan yang dibangun dengan semangat regeneratif akan lebih tahan terhadap guncangan krisis, baik dari sisi lingkungan maupun pasar. Kami percaya bahwa semakin banyak pihak yang terlibat, mulai dari petani, konsumen, hingga mitra pasar, maka semakin kuat pula ekosistem lokal yang akan tercipta. Lahan menjadi tidak lagi dipandang semata sebagai tempat menanam dan memproduksi pangan, melainkan sebagai ruang hidup yang menumbuhkan harapan, kehidupan, dan masa depan.
- Internal Control System: Membangun Budaya Disiplin dan Tata Kelola yang Kuat
Kedisiplinan sering dipahami hanya sebatas kepatuhan terhadap aturan. Namun di SOBI, kami melihat kedisiplinan dari perspektif yang lebih luas, yakni sebagai fondasi yang menopang konsistensi, transparansi, serta keberlanjutan tata kelola yang sehat dan berdaya pulih. Kegiatan Penebangan SOBI Kedisiplinan bukan hanya kebiasaan, melainkan bagian dari sistem yang menghubungkan komitmen personal dengan tanggung jawab kolektif. Disiplin menjadi mekanisme yang memastikan nilai-nilai regeneratif yang kami junjung dapat diterjemahkan ke dalam praktik sehari-hari. Peran Internal Control System (ICS) Peran Internal Control System (ICS) Melalui penerapan Internal Control System (ICS) , SOBI memastikan bahwa setiap proses, dari hulu hingga hilir, berjalan sesuai standar. ICS berfungsi sebagai kerangka pengendalian yang menyatukan prosedur, kebijakan, dan nilai-nilai inti SOBI. Dengan begitu, kedisiplinan terbentuk menjadi sebuah ekosistem yang tidak lagi dipandang sebagai kewajiban kaku, melainkan sebagai mekanisme yang menjaga kualitas, integritas, dan akuntabilitas. Tiga Pilar Utama ICS dalam Menanamkan Kedisiplinan Standard Operational Procedure (SOP) sebagai Kompas dalam Bekerja Dokumen SOP SOBI SOP adalah instrumen dasar pengendalian internal yang berfungsi sebagai panduan bagi karyawan untuk bekerja dengan benar, konsisten, dan aman. Di SOBI, SOP tidak diperlakukan sebagai dokumen statis, melainkan sebagai living document yang senantiasa diperbarui mengikuti: regulasi yang berlaku, baik nasional (seperti SVLK) maupun internasional (seperti FSC, EUDR, dan standar tata kelola lainnya). kebutuhan lapangan, yang dapat berubah karena dinamika sosial, teknologi, maupun pasar. tujuan regeneratif, sehingga SOP tidak hanya mengatur “cara kerja”, tetapi juga menegaskan “nilai” yang mendasari cara kerja tersebut. Lebih lanjut, SOP dapat diturunkan menjadi Instruksi Kerja yang lebih teknis dan detail sesuai bidang masing-masing karyawan. Dengan begitu, tidak ada ruang abu-abu. Setiap orang tahu apa yang harus dilakukan, mengapa itu penting, dan bagaimana melaksanakannya dengan benar. Bagi ICS, SOP juga berfungsi sebagai tolok ukur penilaian. Apakah pekerjaan telah dijalankan sesuai standar? Adakah pelanggaran yang berpotensi merugikan perusahaan, mitra, maupun karyawan? Dengan mekanisme ini, SOP memainkan peran ganda, sebagai panduan di depan sekaligus cermin evaluasi di belakang. Pelatihan yang Menanamkan Disiplin dan Meningkatkan Kompetensi Kedisiplinan tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan perlu ditanamkan, dilatih, dan dipelihara. Oleh karena itu, ICS menekankan pentingnya pelatihan, baik untuk meningkatkan kompetensi teknis maupun soft skills . Kegiatan Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme Bersama SOBI Melalui ICS, SOBI menerapkan sejumlah pelatihan, antara lain: Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) , yang menekankan pentingnya disiplin untuk menjaga keselamatan diri maupun tim. Proses operasional dan sertifikasi (SVLK, FSC, EUDR, dan lain-lain) , agar karyawan memahami standar yang berlaku sekaligus mampu mengimplementasikannya secara konsisten. Pengembangan soft skills seperti komunikasi, manajemen waktu, dan kepemimpinan, yang mendukung pembentukan budaya kerja disiplin sekaligus mendorong terciptanya kebiasaan kerja yang sehat. Pelatihan di SOBI dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, baik secara daring maupun tatap muka dengan praktik langsung. Pendekatan ini memastikan setiap peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam situasi nyata. Pelatihan K3 Secara Daring ICS memandang pelatihan sebagai investasi jangka panjang yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, tetapi juga mengangkat budaya kerja tim dan memperkuat daya saing organisasi secara kolektif. Monitoring dan Evaluasi yang Menjaga Konsistensi dan Relevansi Sebuah sistem hanya akan bermakna jika dijalankan dan dievaluasi secara konsisten. Karena itu, ICS menerapkan mekanisme monitoring melalui laporan berkala, audit internal, maupun audit eksternal oleh pihak ketiga. Evaluasi Internal SOBI Monitoring ini dilakukan dengan tujuan: memastikan SOP benar-benar diterapkan di lapangan, bukan hanya menjadi dokumen formal, menilai efektivitas pelatihan, apakah materi yang diberikan sesuai kebutuhan serta menghasilkan peningkatan nyata dalam kinerja karyawan, mengidentifikasi risiko dan potensi kerugian, baik terkait kinerja yang tidak optimal maupun potensi kecelakaan kerja. Dengan cara ini, ICS tidak hanya berfokus pada “kepatuhan”, tetapi juga pada perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Setiap temuan dalam kegiatan monitoring akan menjadi bahan belajar bersama untuk meningkatkan kualitas sistem sekaligus kompetensi tim. Menjadikan Disiplin sebagai Budaya Pemeriksaan Kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) Sebelum Kegiatan Penebangan Pada tujuan akhirnya, kehadiran ICS ingin menegaskan bahwa disiplin bukanlah aturan yang membatasi, melainkan budaya yang tumbuh bersama. Disiplin yang sehat memberi ruang bagi setiap orang untuk bekerja dengan aman, percaya diri, dan produktif. Budaya ini juga mendorong terciptanya lingkungan kerja yang minim risiko, lebih efisien, dan berorientasi pada tujuan jangka panjang. Dengan demikian, ICS tidak hanya menjaga ketertiban, tetapi juga membangun fondasi tata kelola yang kokoh, transparan, dan sejalan dengan visi SOBI.
- Hal-Hal Penting yang Perlu Diketahui tentang FSC
Pernahkah Anda memperhatikan logo kecil bertuliskan “FSC” pada kemasan kertas, buku catatan, atau furnitur kayu? Di balik logo sederhana tersebut, terdapat sistem yang kompleks namun sangat penting: sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa produk yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola secara bijaksana dan bertanggung jawab. Bayangkan sebuah dunia di mana produk kayu yang kita gunakan sehari-hari, mulai dari furnitur, kertas, hingga kemasan, berasal dari hutan yang dikelola dengan cara yang tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menghormati hak-hak masyarakat adat, memberikan pekerjaan layak, dan mendukung ekonomi lokal. Inilah visi yang dibawa oleh FSC (Forest Stewardship Council). Apa Itu FSC dan Mengapa Penting? FSC (Forest Stewardship Council) adalah organisasi internasional nirlaba yang menetapkan standar untuk pengelolaan hutan secara berkelanjutan. Organisasi terlahir pada tahun 1993 dari keprihatinan global terhadap laju deforestasi dan degradasi hutan di berbagai belahan dunia. Sejak saat itu, FSC berkembang menjadi acuan internasional bagi berbagai pihak, baik pengelola hutan, pelaku usaha, maupun konsumen, yang ingin memastikan bahwa hutan yang terlibat dalam rantai pasok mereka dikelola secara bertanggung jawab. FSC Hadir untuk Menjawab Tantangan Besar: Bagaimana Kita Bisa Memanfaatkan Hutan tanpa Merusaknya? Jawabannya terletak pada prinsip-prinsip dan kriteria yang ketat, yang memastikan bahwa setiap pohon yang ditebang telah melalui pertimbangan dampak sosial dan ekologis, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan ekosistem sekitarnya. Tanpa pengelolaan yang bertanggung jawab, hutan rentan mengalami kerusakan serius, yang tidak hanya mengancam kelestarian satwa liar, tetapi juga mengakibatkan hilangnya tanah dan sumber penghidupan bagi masyarakat lokal. FSC hadir untuk mencegah dampak-dampak tersebut, sembari memastikan bahwa pemanfaatan hutan tetap dapat dilakukan secara produktif dan berkelanjutan. Dua Jenis Sertifikasi Utama: FM dan CoC Untuk menjaga integritas dari sumber hingga produk akhir, FSC menetapkan dua jenis sertifikasi utama: Forest Management (FM) – Sertifikasi Pengelolaan Hutan Sertifikasi ini ditujukan bagi pemilik atau pengelola hutan, baik itu skala besar, kecil, maupun komunitas. Fokusnya adalah memastikan bahwa praktik pengelolaan hutan: Mematuhi hukum dan peraturan nasional maupun internasional Menghormati hak masyarakat adat dan komunitas lokal Menjaga nilai konservasi tinggi seperti ekosistem unik dan habitat satwa liar Mengutamakan kesejahteraan pekerja Menyusun rencana jangka panjang yang mempertimbangkan dampak sosial dan ekologis Singkatnya, FSC FM memastikan bahwa hutan tidak hanya menghasilkan sumber daya bernilai ekonomi, tetapi juga tetap menjadi rumah bagi kehidupan dan penghidupan. Chain of Custody (CoC) – Sertifikasi Rantai Pasok Jika FM menjamin hutan dikelola secara bertanggung jawab, maka CoC menjamin bahwa produk yang dihasilkan dari hutan tersebut benar-benar bisa dilacak dari sumbernya hingga ke tangan konsumen. Sertifikasi CoC mencakup: Sistem dokumentasi dan pelacakan bahan baku kayu dan produk hasil hutan Verifikasi bahwa bahan tersebut berasal dari sumber yang sah dan bertanggung jawab (termasuk FSC-certified dan controlled wood) Audit berkala untuk menjamin transparansi dan keakuratan klaim Dengan kata lain, produk berlabel FSC adalah produk yang bisa dipercaya, dari hulu hingga hilir. Sertifikasi FSC bukanlah proses yang cukup dilakukan sekali saja. Sertifikat ini harus diperbarui secara berkala melalui audit independen serta evaluasi terhadap upaya perbaikan berkelanjutan. Untuk memastikan inklusivitas, FSC juga menyediakan mekanisme khusus seperti Group Certification dan SLIMF ( Small and Low-Intensity Managed Forest ), yang dirancang agar kelompok masyarakat dan pengelola hutan skala kecil dapat berpartisipasi dalam sistem ini secara lebih terjangkau dan sesuai dengan konteks mereka. Fondasi Kepercayaan Prinsip-Prinsip FSC FSC menetapkan prinsip-prinsip utama beserta kriteria turunannya yang harus dipatuhi oleh semua pemegang sertifikat. Beberapa prinsip penting antara lain: Kepatuhan terhadap hukum dan konvensi internasional Penghormatan terhadap hak-hak tenaga kerja dan masyarakat adat Pemeliharaan nilai-nilai konservasi dan jasa ekosistem Rencana pengelolaan hutan yang adaptif dan berbasis data Pemantauan dampak sosial dan ekologis secara berkala Prinsip-prinsip ini bukan hanya persyaratan administratif. Dalam implementasinya, setiap entitas yang telah memperoleh sertifikasi akan menjalani audit independen dan diwajibkan menunjukkan bukti nyata atas kepatuhan mereka terhadap standar FSC. Manfaat Sosial dari FSC Salah satu kekuatan utama FSC terletak pada pendekatannya yang holistik. Sertifikasi ini tidak hanya menitikberatkan pada aspek kelestarian lingkungan, tetapi juga memberi perhatian serius terhadap kesejahteraan manusia dan komunitas yang menggantungkan hidupnya pada hutan. Secara sosial, FSC menjamin berbagai aspek penting, antara lain: Pengakuan atas hak masyarakat adat terhadap tanah dan akses terhadap sumber daya hutan Perlindungan hak-hak pekerja, termasuk pelarangan kerja paksa dan pekerja anak Keterlibatan aktif komunitas lokal dalam proses pengambilan keputusan Pembagian manfaat ekonomi secara adil kepada masyarakat sekitar hutan Dengan pendekatan ini, FSC tidak hanya berperan dalam menjaga keberlanjutan ekosistem, tetapi juga memperkuat ketahanan sosial masyarakat yang hidup berdampingan dengan hutan. Perlindungan Nyata bagi Planet Kita Di tengah krisis iklim dan menurunnya keanekaragaman hayati, pengelolaan hutan yang bertanggung jawab menjadi semakin penting. Hutan yang dikelola dengan baik berperan penting dalam menyerap karbon, menjaga kualitas air, mengurangi erosi tanah, serta menyediakan habitat bagi berbagai spesies yang terancam punah. FSC juga mendorong pendekatan konservasi berbasis lanskap dan pelestarian kawasan dengan Nilai Konservasi Tinggi (High Conservation Value/HCV), untuk memastikan perlindungan menyeluruh terhadap nilai-nilai ekologis penting. Pilihan yang Berdampak Setiap kali kita membeli produk berlabel FSC, entah itu buku catatan, tisu, kursi, atau kemasan makanan, sebenarnya kita sedang menyuarakan dukungan terhadap praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab. Label ini memberi kita kesempatan nyata untuk berkontribusi dalam menjaga hutan tetap lestari. Di tengah meningkatnya kesadaran global terhadap isu keberlanjutan, FSC hadir sebagai bukti bahwa hutan dapat dimanfaatkan secara bijak tanpa harus dirusak. Pengelolaan hutan tidak harus menjadi ancaman bagi lingkungan dan masyarakat, tetapi justru bisa menjadi bagian dari solusi. Dengan memahami dan mendukung sistem sertifikasi seperti FSC, kita ikut membangun jembatan antara produksi dan pelestarian, antara ekonomi dan ekologi. Sumber: https://fsc.org/en/how-the-fsc-system-works https://id.fsc.org/id-id/pedoman-fsc-fm https://id.fsc.org/id-id/panduan-sertifikasi-fsc-coc
- 10 Keunggulan Supply Kayu FSC: Mengungkap Rahasia Pilihan IKEA, Faber Castell, dan Brand Ternama Lainnya untuk Menghadirkan Kualitas Terbaik!
Industri kayu dan furniture telah bergerak menuju keberlanjutan sebagai respon terhadap tuntutan global atas praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Salah satu aspek kunci yang memainkan peran besar dalam transformasi ini adalah sertifikasi FSC atau Forest Stewardship Council. Apa sebenarnya FSC? Mengapa Anda perlu mempertimbangkan memilih kayu FSC? Dan mengapa brand-brand besar seperti IKEA dan Faber Castell memilih menggunakan kayu FSC dalam produksinya? Jawabannya terletak pada komitmen FSC untuk meningkatkan pengelolaan hutan secara global melalui sertifikasi yang menciptakan insentif bagi pemilik dan pengelola hutan untuk mengikuti praktik lingkungan dan sosial terbaik. Selain itu, permintaan konsumen yang terus meningkat atas produk bersertifikasi FSC juga semakin mendorong berbagai bisnis menggunakan produk dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan. Pada tahun 2021, berdasarkan studi dari GlobeScan, terungkap bahwa 8 dari 10 konsumen global mengharapkan perusahaan memastikan bahwa produk kayu atau kertas mereka tidak berkontribusi terhadap deforestasi atau merusak habitat satwa liar. Lebih menarik lagi, 76% dari konsumen tersebut mengekspresikan kepercayaan yang sangat tinggi terhadap urgensi sertifikasi independen sebagai tanda kepastian terkait praktik lingkungan yang berkelanjutan. Saat ini semakin banyak organisasi dan negara yang mengukuhkan persyaratan penggunaan bahan bersertifikasi FSC dalam proses pengadaan mereka. Bahkan, LSM terkemuka dunia seperti WWF turut aktif memberikan rekomendasi sertifikasi FSC kepada konsumen, pengelola hutan, dan bisnis. Selain itu, pencapaian signifikan FSC juga dibuktikan dengan fakta bahwa sertifikasi FSC merupakan standar terkemuka yang paling banyak diadopsi di perusahaan-perusahaan Fortune 500. Namun perlu digarisbawahi, memilih kayu FSC bukan hanya tentang memenuhi regulasi atau tren, tetapi juga menjadi pernyataan etika bisnis dan kepedulian lingkungan. Keberlanjutan menjadi fokus utama yang memotivasi berbagai pemain industri untuk mengubah cara mereka memperoleh dan mengelola bahan baku kayu. Sebagai pionir perubahan, sertifikasi FSC berdiri sebagai pilar utama dalam mengarahkan industri kayu menuju praktik yang lebih berkelanjutan. Apa Itu FSC? FSC atau Forest Stewardship Council adalah organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 1993 untuk mempromosikan keberlanjutan dalam pengelolaan hutan di seluruh dunia. Sertifikasi FSC merupakan tanda bahwa kayu atau produk hutan lainnya berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab. Ini mencakup seluruh rantai pasokan, mulai dari penebangan hingga produksi akhir, menciptakan sistem yang terintegrasi untuk menjamin keberlanjutan ekologis, sosial, dan ekonomi. Singkatnya, produk yang memiliki sertifikasi FSC telah memenuhi praktik “gold standard” produksi etis yang diakui secara global. 10 Alasan Memilih Kayu FSC untuk Keuntungan Ekologis dan Ekonomis yang Lebih Besar 1: Pemeliharaan Ekosistem Hutan 2: Perlindungan Habitat Satwa Liar 3: Mendukung Masyarakat Lokal 4: Meminimalisir Jejak Karbon 5: Keselamatan Kerja dan Hak Buruh 6: Kepatuhan Terhadap Regulasi Internasional 7: Kualitas Produk yang Unggul 8: Mudah dalam Proses Ekspor 9: Prestise dan Kepercayaan Pelanggan 10: Pilihan Ramah Lingkungan Penutup: FSC dan Pencarian Supplier Kayu 1. Pemeliharaan Ekosistem Hutan Sertifikasi FSC menjamin bahwa penebangan kayu dilakukan dengan memperhatikan kelestarian ekosistem hutan. Dengan mengedepankan praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan, FSC memberikan jaminan terhadap kelestarian ekosistem, yang mencakup upaya mempertahankan keanekaragaman hayati dan menjaga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Standar ketat FSC menciptakan fondasi yang kokoh untuk industri kayu yang lebih ramah lingkungan dengan memastikan bahwa setiap langkah dalam rantai pasok kayu memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. 2. Perlindungan Habitat Satwa Liar Dengan menggunakan kayu FSC, industri dan konsumen turut berperan dalam melindungi habitat satwa liar. Hutan yang dikelola dengan standar FSC menciptakan lingkungan yang aman dan seimbang untuk berbagai jenis flora dan fauna. Praktik penebangan yang terkendali dan terukur, serta pemeliharaan keanekaragaman hayati, menjadikan hutan sebagai ekosistem yang berfungsi penuh dan memberikan tempat tinggal yang ideal bagi berbagai spesies. Selain itu, melalui kebijakan pengelolaannya, FSC memberikan jaminan bahwa interaksi manusia dengan habitat alami dapat terjadi tanpa mengancam keberlanjutan hidup satwa liar. 3. Mendukung Masyarakat Lokal Sertifikasi FSC melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan. Hal ini menciptakan peluang ekonomi, pendidikan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. FSC tidak hanya mengajak masyarakat lokal untuk menjadi bagian dari keputusan terkait hutan, tetapi juga memastikan bahwa kegiatan ekonomi yang berasal dari hutan memberikan dampak positif pada kehidupan sehari-hari mereka. Proses sertifikasi ini menciptakan peluang ekonomi yang nyata, seperti pekerjaan di sektor kehutanan, pengelolaan pariwisata berkelanjutan, dan pengembangan usaha mikro. Selain itu, FSC juga mendorong pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan, dengan peningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang dapat memberikan manfaat jangka panjang. Melalui cara ini, sertifikasi FSC tidak hanya menciptakan hutan yang berkelanjutan secara ekologis, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. 4. Meminimalisir Jejak Karbon Pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat berperan sebagai penyerap karbon dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Peran kayu FSC dalam meminimalkan jejak karbon tidak hanya terbatas pada kontribusi sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan, tetapi juga melibatkan fungsi ekosistemnya sebagai penyerap karbon yang vital. Dengan menekankan praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan, FSC membantu menciptakan hutan yang efisien dalam menyerap karbon dari atmosfer. Hutan yang dikelola dengan baik tidak hanya menjaga karbon terperangkap dalam biomassa pohon, tetapi juga melalui tanahnya yang sehat. Selain itu, pengelolaan hutan yang berkelanjutan juga dapat mengurangi risiko terjadinya kebakaran hutan atau degradasi yang dapat melepas kembali karbon ke atmosfer. 5. Keselamatan Kerja dan Hak Buruh Hutan yang dikelola dengan sertifikasi FSC memastikan adanya standar keselamatan kerja yang tinggi dan menghormati hak-hak buruh. Ini mencakup pembayaran upah yang layak dan kondisi kerja yang aman. Sertifikasi FSC tidak hanya berfokus pada keberlanjutan ekologis, tetapi juga memastikan bahwa setiap pekerja yang terlibat dalam kegiatan penebangan dan pengelolaan hutan beroperasi dalam lingkungan yang aman dan sehat. Standar dari keselamatan kerja yang tinggi ini mencakup pelatihan yang memadai, pemakaian perlengkapan pelindung, dan protokol keamanan yang ketat. Sementara itu, hak-hak buruh dihormati melalui pembayaran upah yang layak, jaminan kerja yang adil, dan peningkatan kondisi kerja secara menyeluruh. Dengan cara ini, sertifikasi FSC tidak hanya memberikan jaminan terhadap keberlanjutan ekonomi, tetapi juga menegaskan komitmen terhadap kesejahteraan seluruh pekerja yang terlibat dalam pengelolaan hutan dan industri kayu. 6. Kepatuhan Terhadap Regulasi Internasional Penggunaan kayu FSC memastikan kepatuhan terhadap regulasi internasional terkait perdagangan kayu. Hal ini penting untuk mendukung perdagangan yang adil dan mengurangi risiko illegal logging. Kepatuhan terhadap regulasi internasional ini adalah langkah penting menuju perdagangan kayu yang adil dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, produk kayu FSC bukan hanya memenuhi standar kualitas dan keberlanjutan yang tinggi, tetapi juga memberikan keyakinan bahwa kepatuhan terhadap seluruh regulasi dari rantai pasok kayu adalah bagian dari solusi global dalam mengurangi dampak negatif pada hutan dan lingkungan secara keseluruhan. 7. Kualitas Produk yang Unggul Kayu FSC cenderung memiliki kualitas yang lebih baik karena hutan yang dikelola secara berkelanjutan dapat menghasilkan kayu yang lebih kuat dan tahan lama. Hutan yang dikelola dengan baik tidak hanya menyediakan kayu dengan karakteristik yang konsisten tetapi juga menghasilkan kayu yang lebih kuat, stabil, dan tahan lama. Praktik pengelolaan yang cermat dan terencana membuat pertumbuhan pohon menjadi lebih optimal, menghasilkan serat kayu yang padat dan seragam, sehingga dapat mendukung pembuatan produk berkualitas tinggi. Pemilihan pohon yang tepat untuk ditebang berdasarkan pertimbangan kualitas juga berkontribusi pada hasil akhir yang lebih efisien dan tepat guna. Memilih kayu FSC bukan hanya tentang keberlanjutan, tetapi juga memberikan kepastian terhadap kualitas yang optimal, menciptakan nilai tambah bagi produk dan proyek dengan material kayu. 8. Mudah dalam Proses Ekspor Kemudahan dalam proses ekspor yang diberikan oleh sertifikasi FSC tidak hanya memberikan manfaat praktis, tetapi juga membuka pintu akses ke pasar internasional yang luas. Sertifikasi FSC diakui sebagai tanda kualitas, keberlanjutan, dan kepercayaan oleh berbagai negara dan konsumen internasional. Negara-negara yang menerapkan regulasi ketat terkait perdagangan kayu umumnya memberikan preferensi pada produk-produk yang memiliki sertifikasi FSC. FSC Indonesia Representative, Hartono Prabowo menjelaskan, “Dengan sertifikat FSC, pengusaha diuntungkan saat ekspor. Sebab asal usul dari kayu jelas dan prosesnya melalui kegiatan produksi yang menjamin keberlanjutan hutan. Ini pintu untuk ekspor karena negara-negara maju menuntut adanya sertifikasi kayu, sehingga ada jaminan kayu yang digunakan berasal dari pengelolaan hutan produksi yang dikelola secara berkesinambungan.” Produsen pensil dari Indonesia, Faber Castell Internasional Indonesia (FCII) juga telah membuktikan bahwa sertifikasi kayu dapat meningkatkan penjualan mereka secara nyata. Perusahaan ini mencatat sebesar 75 persen dari total produksi pensil perusahaan mereka berhasil diekspor ke berbagai negara setiap tahunnya. Negara tujuan ekspornya pun beragam mulai dari Timur Tengah, Asia Pasifik, Amerika Serikat, hingga Eropa. Sapto, Manager Quality Control FCII menekankan, "Kalau kami sertifikasi ini di pasar domestik tentu tidak berpengaruh, tapi kalau pasar internasional mereka ada yang beberapa minta kalau produk pensil kami gunakan kayu yang tersertifikasi, seperti, Eropa, Australia, dan Jepang." 9. Prestise dan Kepercayaan Pelanggan Menyandang sertifikasi FSC memberikan prestise tersendiri. Pelanggan semakin menghargai produk yang berasal dari kayu FSC karena menunjukkan komitmen terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan. Menggunakan produk dengan sertifikasi FSC memberikan keunggulan kompetitif di pasar yang semakin sadar lingkungan. Konsumen modern semakin menghargai produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional mereka, tetapi juga memberikan dampak positif pada lingkungan. Penting untuk dicatat bahwa pada saat ini, 55% dari konsumen global telah mencapai tingkat pemahaman yang signifikan terkait makna dari label FSC. Kemudian, dari mereka yang memiliki pengetahuan tentang FSC, sekitar 75% menyatakan kecenderungan untuk memilih produk yang telah tersertifikasi FSC dibandingkan dengan produk yang tidak memiliki sertifikasi tersebut. Melalui sertifikasi FSC, perusahaan dapat membangun reputasi sebagai pelaku bisnis yang peduli terhadap pelestarian hutan dan keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, memilih kayu dengan sertifikasi FSC bukan hanya sebagai strategi pemasaran, tetapi juga sebagai investasi pada kepercayaan pelanggan, yang pada gilirannya dapat memberikan dampak positif tidak hanya pada lingkungan namun pada pertumbuhan bisnis jangka panjang. 10. Pilihan Ramah Lingkungan Menggunakan kayu FSC adalah pilihan ramah lingkungan yang dapat menjadi langkah konkret dalam mengubah tren deforestasi. Dengan memilih bahan baku bersertifikasi FSC, produsen kayu dapat turut mendukung pelestarian hutan secara global. Saat ini, meningkatnya kebutuhan akan produk kayu tropis menjadi salah satu pemicu utama deforestasi di berbagai negara. Sebagai contoh, impor produk kayu tropis ke Amerika Serikat mengalami peningkatan signifikan selama dua dekade terakhir. Realitas ini berkontribusi terhadap penurunan pada hutan tropis di berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Brazil. Jika keadaan deforestasi terus berlanjut, hutan-hutan tropis dan keanekaragaman hayati baik di wilayah Amerika Selatan, Asia, dan Afrika dapat menghilang dalam kurun waktu tidak lebih dari satu dekade. Menghadapi situasi kritis seperti ini, perlunya pengelolaan hutan secara berkelanjutan menjadi semakin mendesak. Kayu FSC berasal dari hutan-hutan yang dikelola secara bertanggung jawab, di mana prinsip-prinsip keberlanjutan diterapkan secara ketat untuk memastikan bahwa penebangan kayu tidak melebihi kapasitas regenerasi hutan. FSC dan Pencarian Supplier Kayu Melalui kolaborasi lintas sektor, pengembangan standar global, dan pemberdayaan masyarakat lokal, memilih kayu FSC sebagai pilihan utama bukan hanya merupakan keputusan bisnis yang cerdas, tetapi juga merupakan kontribusi konkret terhadap pelestarian hutan dan keberlanjutan global. Dengan kolaborasi bersama supplier kayu berlisensi FSC, kesempatan dan manfaat dari FSC dapat langsung Anda implementasikan pada bisnis Anda mulai dari sekarang. Anda tidak hanya menjamin kualitas tinggi dalam produk kayu Anda, melainkan juga turut mendukung praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab. Saat ini, di Indonesia pilihan supplier kayu FSC telah semakin beragam, mencakup berbagai jenis kayu seperti supplier Jati FSC, supplier Mahoni FSC, supplier Sengon FSC, dan banyak lagi. Dengan memilih kayu FSC, Anda secara aktif terlibat dalam menciptakan lingkungan bisnis yang etis dan bertanggung jawab, serta memastikan keberlanjutan industri kayu dan kesejahteraan lingkungan hidup bagi kita semua. Tentang PT SOBI PT SOBI, 100% FSC certified supplier dari Indonesia dengan +15 tahun pengalaman. Kami menyediakan supply kayu log jati, mahoni dan sengon dari 4 lokasi hutan rakyat di Pulau Jawa. Jika Anda mencari kayu FSC berkualitas tinggi yang mendukung keberlanjutan, kirimkan email kepada kami di PT SOBI melalui link dibawah ini. Temukan keunikan kayu kami dan sambut era baru dalam penggunaan kayu yang ramah lingkungan bersama PT SOBI. Sumber: https://africa.fsc.org/en-cd/why-fsc https://multikompetensi.com/artikel-dan-berita/mengapa-saya-harus-bersertifikat-fsc/ https://www.thespruce.com/what-does-fsc-certified-stand-for-2736657 https://ekbis.sindonews.com/berita/1143919/34/sertifikasi-fsc-mudahkan-ekspor-hasil-hutan https://kumparan.com/kumparanbisnis/75-persen-pensil-faber-castell-indonesia-diekspor-ke-berbagai-negara-1539588761378111028 https://kumparan.com/kumparanbisnis/produknya-banyak-diekspor-faber-castell-pakai-kayu-bersertifikat-1539588761378111033 https://ca.fsc.org/ca-en/chain-of-custody-certification/chain-of-custody-certification
- Aturan EUDR dan Pengaruhnya Terhadap Ekspor Kayu dan Komoditas Lainnya di Indonesia
EUDR (European Union Deforestation Regulation atau Regulasi Bebas Deforestasi Uni Eropa) merupakan inisiatif terbaru dari Uni Eropa untuk membatasi deforestasi secara global. Regulasi ini memberikan persyaratan yang wajib dipatuhi oleh seluruh bisnis Uni Eropa, dengan cakupan tujuh komoditas utama beserta produk turunannya, dan pada akhirnya, akan menggantikan Regulasi Kayu Uni Eropa (EUTR). Apa sebenarnya kebijakan yang diatur oleh EUDR dan mengapa hal ini menjadi penting bagi kita? Serta, bagaimana pengaruhnya terhadap kayu dan komoditas ekspor lainnya di Indonesia? Tentang Uni Eropa Lebih Lanjut Tentang EUDR EUDR Berdampak Langsung Pada Perekonomian di Indonesia Apa yang Perlu Dilakukan? Apakah Sertifikasi FSC Dapat Membebaskan Perusahaan dan Pengelola Hutan Dari Persyaratan EUDR? Tantangan Implementasi EUDR di Indonesia dan Peran Strategis FSC Tentang Uni Eropa Uni Eropa (UE) merupakan konsorsium antarpemerintah yang terdiri dari 27 negara anggota di Eropa, didirikan pada tahun 1957 dengan tujuan meningkatkan kerja sama ekonomi dan politik di antara negara-negara anggotanya. Salah satu kebijakan lingkungan UE yang saat ini sangat penting adalah European Union Deforestation Regulation (EUDR) atau Regulasi Bebas Deforestasi Uni Eropa. Regulasi ini menetapkan standar untuk membatasi pembabatan hutan yang disebabkan oleh kegiatan kehutanan dan pertanian di seluruh dunia. Eropa menjadi salah satu importir terbesar komoditas terkait deforestasi, termasuk sekitar 50% pasokan impor kopi dunia dan 60% impor kakao dunia. Fakta juga menunjukkan bahwa komoditas-komoditas tersebut menyebabkan lebih dari 25% hilangnya hutan di seluruh dunia dari tahun 2001 hingga 2015. Dengan peran yang sangat signifikan di pasar global, peraturan deforestasi Uni Eropa bertujuan untuk mengurangi dampak produk yang dibeli oleh konsumen Uni Eropa terhadap hutan dan area hutan di dunia. Keberhasilan implementasi regulasi ini menjadi kunci penting dalam mencapai tujuan net-zero (nol-emisi) yang diinginkan. Sehingga, melalui European Union Deforestation Regulation (EUDR), Uni Eropa berharap dapat memberikan teladan bagi pasar global, dan mendorong adopsi persyaratan regulasi serupa di tingkat internasional. Lebih Lanjut Tentang EUDR Pada 29 Juni 2023, Parlemen Eropa secara resmi mengesahkan Regulation 2023/115, yang merupakan European Union Deforestation Regulation (EUDR). Regulasi ini secara khusus berlaku untuk tujuh komoditas utama, yaitu: minyak sawit, kayu, karet, kakao, kopi, kedelai, dan ternak. Dampaknya juga berlaku pada beberapa produk turunan, seperti kulit, coklat, ban, dan furniture. Serupa dengan Regulasi Kayu Uni Eropa yang sudah diterapkan terlebih dahulu pada tahun 2010. EUDR akan berdampak pada semua pihak yang terlibat dalam rantai pasokan komoditas yang tercakup dalam peraturan tersebut, termasuk: Produsen Produsen komoditas yang tercakup dalam EUDR akan diwajibkan untuk menerapkan sistem uji tuntas (due diligence system) untuk memastikan bahwa komoditas mereka tidak berkontribusi terhadap deforestasi. Sistem uji tuntas ini dapat berupa sertifikasi, pemantauan, atau mekanisme lain yang dapat membuktikan bahwa komoditas tersebut ditanam atau diproduksi di lahan yang bebas deforestasi. Pemerintah Pemerintah negara asal komoditas yang tercakup dalam EUDR akan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem uji tuntas yang diterapkan oleh produsennya memenuhi persyaratan EUDR. Pemerintah juga wajib bertanggung jawab menyediakan informasi kepada produsen tentang persyaratan EUDR. Importir Importir komoditas yang tercakup dalam EUDR juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa komoditas mereka memenuhi persyaratan EUDR sebelum mengimpornya ke Uni Eropa. Importir yang melanggar persyaratan EUDR dapat dikenai denda yang sebanding dengan kerusakan lingkungan, setidaknya harus 4% dari total omzet tahunan dan dapat ditingkatkan jika perlu, penyitaan produk terkait, penyitaan pendapatan, hingga larangan sementara. EUDR Berdampak Langsung Pada Perekonomian di Indonesia Dari tujuh komoditas yang terdampak, minyak sawit, kakao, karet, kopi, dan kayu merupakan komoditas ekspor utama Indonesia. Oleh karena itu, EUDR diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan neraca perdagangan Indonesia 2022, nilai ekspor minyak kelapa sawit, kakao, karet, kopi, kayu, dan produk turunannya ke Uni Eropa pada tahun 2022 menghasilkan US$ 6,5 miliar. Eropa sendiri merupakan importir minyak sawit terbesar ketiga di dunia, dan diketahui sebanyak US$ 3 miliar pendapatan ekspor RI dari total US$ 21 miliar didapat dari minyak sawit dan produk turunannya. Jika pemerintah dan industri di Indonesia, termasuk supplier kayu, furniture, dan komoditas lainnya, tidak segera menyesuaikan diri terhadap regulasi baru ini, diperkirakan ekspor produk-produk tersebut akan mengalami penurunan yang signifikan. Apa yang Perlu Dilakukan? Saat ini, para pelaku industri untuk ekspor ke Eropa harus sudah mulai menggunakan bahan baku yang memenuhi syarat EUDR. Para operator, baik pedagang, peritel, importir, maupun organisasi, diwajibkan untuk melakukan uji tuntas (due diligence) guna memastikan barang dagangan mereka tidak dihasilkan di lahan yang mengalami deforestasi atau degradasi hutan dan diproduksi secara legal. Beberapa dokumen yang diperlukan untuk sistem uji tuntas meliputi: Profil perusahaan, jenis produk, dan deskripsi produk yang mencakup daftar komoditas atau produk yang terkandung dalam barang yang diekspor. Jumlah atau kuantitas produk dalam hitungan berat bersih, serta volume dan jumlah bersih bila diperlukan sesuai ketentuan. Negara asal produksi. Geolokasi keseluruhan lahan, termasuk lokasi perkebunan atau peternakan, rantai pasokan di mana komoditas yang terkandung dalam produk diproduksi, beserta tanggal atau rentang waktu produksinya. Informasi memadai dan verifikasi bahwa produk bebas dari deforestasi, yang juga dapat diperoleh dari lembaga sertifikasi independen seperti RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), FSC (Forest Stewardship Council), dan PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification). Sertifikasi legal yang memverifikasi bahwa komoditas yang diekspor diperoleh secara legal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara pengekspor. Selain dokumen-dokumen tersebut, dapat diperlukan juga informasi tambahan, seperti foto-foto lahan produksi, sertifikat kepemilikan lahan, kontrak kerja dengan petani atau peternak, survey independen, tes ilmiah produk, hingga hasil audit. Apakah Sertifikasi FSC Dapat Membebaskan Perusahaan dan Pengelola Hutan Dari Persyaratan EUDR? Berdasarkan pengetahuan SOBI saat ini, Sertifikasi FSC (Forest Stewardship Council) belum menghapuskan kewajiban perusahaan terhadap EUDR. Meskipun begitu, sistem sertifikasi dapat membantu perusahaan memenuhi persyaratan keberlanjutan, legalitas, dan kewajiban diligensi, serta menyediakan alat untuk menyimpan dan memproses data. Pada dasarnya, FSC dan EUDR memiliki visi yang sama untuk melindungi hutan dari deforestasi. Sebagai salah satu validasi paling kredibel dalam pengelolaan hutan secara global, sertifikasi FSC sudah memenuhi berbagai persyaratan keberlanjutan dan legalitas dari EUDR. Berdasarkan jenisnya, berikut status label FSC terhadap persyaratan EUDR: Sertifikasi Manajemen Hutan FSC dan produk dengan label FSC 100% memenuhi sebagian besar persyaratan EUDR. Sertifikasi Rantai Pengawasan FSC dan produk dengan label FSC MIX memenuhi banyak persyaratan EUDR. Produk dengan label FSC RECYCLED terbebas karena tidak mengandung bahan hutan virgin. Selain itu, mulai Juni 2024, FSC juga berencana akan menyediakan serangkaian alat terintegrasi untuk mendukung operator dan pedagang dengan tujuan akhir yang memungkinkan seluruh pihak terlibat agar dapat memenuhi kewajiban terhadap EUDR. Alat dan fasilitas yang sedang disiapkan oleh FSC, antara lain: FSC BLOCKCHAIN akan memungkinkan: (1) perusahaan melacak perjalanan bahan sepanjang rantai pasokan, (2) memenuhi persyaratan pelacakan EUDR, dan (3) memberikan kemampuan untuk menghasilkan pernyataan diligensi yang dapat diajukan ke Uni Eropa. MODUL PERATURAN FSC akan memberikan persyaratan tambahan sehingga perusahaan dapat memenuhi persyaratan deforestasi, degradasi, dan legalitas EUDR. KERANGKA KERJA MANAJEMEN RISIKO FSC akan memungkinkan perusahaan mengembangkan penilaian risiko yang sejalan dengan EUDR. Dengan pengalaman hampir 30 tahun berkolaborasi dengan perusahaan dan pengelola hutan di seluruh dunia, kita dapat yakin bahwa FSC akan terus meningkatkan sistemnya untuk mendukung partisipasi semua pihak dalam rantai pasokan guna memenuhi seluruh aspek EUDR dan peraturan kehutanan yang relevan lainnya. Persyaratan EUDR Status FSC Terhadap EUDR Keterangan Persyaratan Legalitas Sepenuhnya Kompatibel Dengan sertifikasi FSC, operator hutan dan perusahaan diharuskan mematuhi semua undang-undang negara yang berlaku yang akan diaudit. Hal ini menandakan bahwa sertifikasi FSC sudah memenuhi persyaratan legalitas EUDR. Perlindungan Sosial Sepenuhnya Kompatibel Pemegang sertifikat FSC harus mematuhi perlindungan sosial, termasuk upah yang adil, kondisi kerja yang aman, serta menghormati hak-hak pekerja dan masyarakat adat. Hal ini telah memenuhi persyaratan sosial EUDR. No Deforestation, No Degradation Mendekati Kompatibilitas Standar FSC mencegah deforestasi dan degradasi hutan melalui sistem yang ketat beserta audit reguler untuk memberikan jaminan bahwa hutan tetap terlindungi. MODUL PERATURAN FSC yang disusun akan memberikan kesesuaian dengan persyaratan EUDR yang diperlukan untuk laporan kewajiban diligensi. Saat seluruh rantai pasokan telah memenuhi persyaratan ini, pemegang sertifikat FSC dapat menyatakan 'tidak ada deforestasi'. Geolokasi Mendekati Kompatibilitas Sertifikasi FSC menjamin bahwa pengelola telah menyediakan data geospasial terkait area hutan yang bersertifikat FSC. Pada Bulan Juni 2024, FSC juga akan meluncurkan platform teknologi baru yang memungkinkan pemegang sertifikat untuk mengelola data geospasial tentang lokasi hutan bersertifikat, mengaitkannya dengan lokasi pemanenan, dan membagikan data tersebut kepada pelanggan mereka. Sistem ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memenuhi persyaratan geolokasi EUDR. Pelacakan Mendekati Kompatibilitas Sertifikasi Rantai Pengawasan FSC saat ini telah memverifikasi bahwa kayu, karet, dan bahan lainnya berasal dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan dan dapat diidentifikasi sepanjang rantai pasokan. Dengan penerapan teknologi FSC BLOCKCHAIN, perusahaan akan dapat mentransmisikan data asal produk dari seluruh rantai pasokan untuk memenuhi persyaratan pelacakan EUDR. Penilaian Risiko, Pengendalian Risiko Mendekati Kompatibilitas Perusahaan dapat menggunakan penilaian risiko komprehensif FSC untuk memenuhi persyaratan EUDR. Selain itu, FSC NEXT GENERATION OF RISK ASSESSMENTS, yang tersedia baik untuk perusahaan yang bersertifikat maupun yang tidak bersertifikat, akan mencakup semua persyaratan EUDR. Penilaian risiko ini akan memberikan standar tunggal untuk setiap negara. Tantangan Implementasi EUDR di Indonesia dan Peran Strategis FSC Sesungguhnya, EUDR dapat menjadi peluang yang baik untuk mendorong Indonesia mengadopsi praktik-praktik keberlanjutan dalam sektor pertanian dan kehutanan. Dengan implementasi yang tepat, regulasi ini memiliki potensi untuk menjadi pendorong bagi Indonesia dalam meningkatkan daya saing produknya di pasar global yang semakin menekankan aspek keberlanjutan. Namun, perlu diakui bahwa langkah-langkah seperti penggunaan pemantauan satelit dan sistem informasi geografis menuntut investasi besar, termasuk dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan pelatihan sumber daya manusia. Keberadaan FSC sebagai mitra strategis memberikan panduan dan bimbingan berharga dalam menghadapi perubahan tuntutan keberlanjutan. Dalam konteks ini, keterlibatan FSC sebagai lembaga sertifikasi diharapkan memberikan dukungan dan sistem yang efektif pada fase pendampingan, adaptasi, dan implementasi regulasi ini. Tujuan utamanya adalah membantu perusahaan dan pengelola hutan agar lebih mudah memenuhi persyaratan EUDR. Sebagai pemegang sertifikasi grup FSC sejak 2016, saat ini SOBI telah mampu memenuhi seluruh persyaratan EUDR. Dengan semangat inklusif, kami terus bekerja sama dengan koperasi-koperasi dan para petani untuk menyediakan berbagai jenis hasil hutan dan kayu bersertifikasi, termasuk yang berasal dari hutan rakyat dengan kebijakan bebas deforestasi. Pengalaman kami sebagai grup manajer melalui praktik regeneratif berstandar emas telah membantu kami untuk siap dalam menghadapi tantangan EUDR. Model sertifikasi grup FSC yang kami terapkan, didukung oleh database dan platform IT yang efisien, telah terbukti sangat efektif dalam mengurangi biaya untuk memenuhi persyaratan EUDR. Pendekatan ini juga mampu memperkuat posisi tawar kami, memberikan keuntungan yang signifikan bagi semua pihak yang terlibat. Meskipun regulasi ini mungkin membawa tingkat kompleksitas yang tinggi, kita harus tetap optimis bahwa pada akhirnya sistem ini akan memberikan manfaat bagi semua pihak dan membawa kita menuju pengelolaan sumber daya yang lebih berkelanjutan. Mari bersama-sama mengawal penerapan regulasi ini agar dapat mengayomi seluruh kepentingan dan menjaga bumi untuk masa depan yang lebih baik. Tentang PT SOBI PT SOBI, 100% FSC certified supplier dari Indonesia dengan +15 tahun pengalaman. Kami menyediakan supply kayu log jati, mahoni dan sengon dari 4 lokasi hutan rakyat di Pulau Jawa. Jika Anda mencari kayu FSC berkualitas tinggi yang mendukung keberlanjutan, kirimkan email kepada kami di PT SOBI melalui link dibawah ini. Temukan keunikan kayu kami dan sambut era baru dalam penggunaan kayu yang ramah lingkungan bersama PT SOBI. Sumber: https://www.global-traceability.com/eudr-eu-deforestation-free-regulation/?gclid=CjwKCAiA75itBhA6EiwAkho9e0aNBvaPqa7e9Yc6EuYeIHkau2e-3Z-9FXJkRoIE6AJ4mKsHCfgvMBoCeBEQAvD_BwE https://www.tentangkayu.com/2023/12/faq-tentang-eudr-terutama-soal-lokasi.html https://eur-lex.europa.eu/legal-content/EN/TXT/?uri=CELEX%3A32023R1115&qid=1687867231461 https://www.cnbcindonesia.com/news/20240101191031-4-501835/deforestasi-jadi-ajang-perang-baru-ri-vs-eropa https://fsc.org/en/media/journey-to-enable-eudr-compliance-fact-sheet-0 https://fsc.org/en/newscentre/events/tune-in-to-learn-about-fscs-eudr-alignment-in-2024
- Menelusuri Asal Usul Kayu: Panduan Lengkap Memeriksa Keaslian Sertifikat FSC dari Pemasok dan Mengevaluasi Tingkat Kelayakan Dokumen Pelacakan Anda
Pertanyaan kritis yang sering muncul ketika membeli produk kayu adalah sejauh mana sertifikat FSC dijamin keasliannya. Meskipun logo FSC mungkin terpampang di situs web atau faktur supplier kayu FSC Anda, hal ini belum tentu menjadi bukti otentik. Dalam artikel ini, kami akan membahas langkah-langkah tentang bagaimana memeriksa status sertifikasi produk kayu yang Anda beli dan memastikan dokumen pelacakan FSC Anda sudah memenuhi regulasi yang diperlukan. Jenis Sertifikasi FSC Sertifikasi Pengelolaan Hutan / Forest Management (FSC FM) Sertifikasi Lacak Balak FSC / Chain of Custody (FSC CoC) Pentingnya Sertifikasi FSC CoC Tahap Pengecekan Sertifikat FSC Supplier Anda Langkah 1: Periksa Keabsahan Sertifikat FSC Supplier Anda Langkah 2: Periksa Ruang Lingkup Sertifikat FSC Supplier Anda Langkah 3: Periksa Klaim pada Faktur dan Catatan Pengiriman Supplier Anda Dokumen Pelacakan FSC yang Diperlukan 1. Sumber Bahan Baku 2. Rekam Produk 3. Persyaratan Legal dan Tenaga Kerja FSC 4. Penjualan dan Kontrol Klaim FSC Komitmen, Konsistensi , dan Persyaratan Lainnya Jenis Sertifikasi FSC Sebelum kita membahas cara memeriksa sertifikasi, mari kita pahami dua jenis utama sertifikasi FSC. Sertifikasi Pengelolaan Hutan / Forest Management (FSC FM) Sertifikasi Pengelolaan Hutan FSC menetapkan standar bagi manajemen pengelola hutan agar area hutan dikelola dengan cara yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Proses sertifikasi ini menekankan bahwa pengelolaan hutan harus dilakukan dengan tetap mempertahankan keragaman hayati dan memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat adat serta pekerja lokal dengan tetap memastikan kesatuan pengelolaan hutan yang bernilai ekonomis. Sertifikasi Lacak Balak FSC / Chain of Custody (FSC CoC) Sertifikasi Lacak Balak FSC (FSC CoC) mengacu pada proses evaluasi yang menilai integritas rantai pasokan produk, mulai dari hutan hingga produk akhir yang diterima oleh konsumen. Sertifikasi FSC CoC berlaku bagi seluruh pihak, terutama perusahaan, yang terlibat dalam pemrosesan, perubahan, pengemasan, perdagangan, atau produksi hasil hutan bersertifikat FSC berserta turunannya. Proses sertifikasi FSC CoC menegaskan bahwa material bersertifikat FSC harus diidentifikasi dan dipisahkan dari bahan yang tidak bersertifikat dan bahan yang tidak dikontrol oleh FSC pada sepanjang rantai pasokan. Sederhananya, pengelola hutan akan memerlukan sertifikasi pengelolaan hutan FSC untuk menunjukkan bahwa mereka mematuhi standar pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Selanjutnya, seluruh perusahaan yang terlibat dalam proses produksi, perubahan, atau penjualan produk dengan bahan baku bersertifikasi FSC akan membutuhkan sertifikasi FSC CoC untuk memastikan bahwa seluruh rantai pasokan, mulai dari bahan baku hingga produk akhir yang diterima oleh konsumen telah mematuhi ketentuan FSC. Pentingnya Sertifikasi FSC CoC Dapat disimpulkan bahwa Sertifikasi FSC CoC menjadi suatu keharusan bagi organisasi dan perusahaan yang terlibat dalam seluruh rantai pasokan produk berbasis hutan. Sertifikasi ini diperlukan bagi produk yang mengikuti minimal salah satu dari aktivitas berikut: Menjual produk bersertifikasi FSC dengan klaim FSC pada dokumen penjualan Memberi label produk sebagai produk bersertifikasi FSC Membuat atau mengubah komposisi produk (misalnya, mencampur atau menambahkan bahan hasil hutan ke dalam produk) atau melakukan integritas fisik produk (misalnya, pengemasan ulang, pelabelan ulang) yang dijual dengan klaim FSC. Mempromosikan produk bersertifikasi FSC Untuk memastikan klaim FSC yang sah pada produk yang dihasilkan, sangat penting bagi pelaku industri untuk mengikuti prosedur pelacakan FSC CoC. Proses ini bukan hanya suatu rekomendasi, melainkan suatu kewajiban bagi seluruh industri yang ingin memperoleh klaim FSC pada produknya. Tahap Pengecekan Sertifikat FSC Supplier Anda Sangat penting bagi perusahaan untuk memastikan secara mandiri bahwa supplier kayu FSC mereka memiliki sertifikasi FSC yang valid. Berikut adalah langkah-langkah krusial yang perlu diambil untuk memeriksa validitas sertifikat tersebut: Langkah 1: Periksa Keabsahan Sertifikat FSC Supplier Anda Kunjungi FSC Certificate Database: https://search.fsc.org/en/ . Situs web ini merupakan situs resmi FSC yang memberikan akses ke database seluruh pemegang sertifikat FSC. Saat ini, situs tersebut masih menggunakan versi beta, sehingga belum tersedia dalam bahasa Indonesia. Namun, kemungkinan bahasa lain akan ditambahkan seiring pengembangan dan penggunaan situs tersebut. Kemudian, masukkan kode lisensi supplier kayu Anda (contoh: FSC-C000000) atau kode sertifikat, maupun nama supplier ke dalam kotak pencarian. Jika supplier kayu FSC Anda terdaftar dalam database FSC dengan sertifikat yang valid, Anda dapat yakin bahwa mereka memiliki sertifikasi FSC yang sah. Penting untuk dicatat bahwa sebagian pembeli sering kali keliru mengasumsikan bahwa semua produk kayu dari supplier tertentu akan secara otomatis bersertifikat FSC ketika perusahaan tersebut telah terbukti memiliki sertifikasi FSC yang valid. Namun, perlu diingat bahwa sebagian besar pemegang sertifikat FSC juga menjual baik produk yang bersertifikat FSC maupun yang tidak bersertifikat FSC. Sehingga penting untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya berikut ini untuk memverifikasi status sertifikasi dari bahan baku yang Anda beli. Langkah 2: Periksa Ruang Lingkup Sertifikat FSC Supplier Anda Klik nama pemegang sertifikat dalam hasil pencarian. Anda kemudian akan diarahkan ke halaman dengan informasi tentang ruang lingkup sertifikasi supplier Anda. Pada bagian 'Produk', Anda akan menemukan informasi tentang jenis produk, jenis kayu, dan klaim yang dicakup oleh sertifikat FSC. Langkah 3: Periksa Klaim pada Faktur dan Catatan Pengiriman Supplier Anda Meskipun supplier memiliki sertifikat yang valid dan produk yang Anda beli termasuk dalam ruang lingkup sertifikat mereka, Anda masih perlu memastikannya lagi. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan bahwa mereka mungkin menjual produk yang sama dalam dua jenis kualitas: bersertifikasi FSC dan non-sertifikat. Untuk memastikan bahwa produk yang Anda beli merupakan produk yang bersertifikat FSC, periksalah faktur dan catatan pengirimannya. Jika produk Anda bersertifikat, Anda akan melihat klaim yang sesuai di samping produk pada faktur yang dibuat. Langkah-langkah di atas akan memastikan bahwa Anda benar-benar membeli barang bersertifikasi FSC. Langkah-langkah tersebut juga akan membantu Anda dalam melengkapi dokumen pelacakan atas kepatuhan terhadap kebijakan pengadaan. Dokumen Pelacakan FSC yang Diperlukan Setelah memeriksa keabsahan sertifikasi dari pemasok, penting bagi Anda untuk memastikan kelengkapan dokumen pelacakan FSC lainnya. Berikut adalah ringkasan dokumen yang diperlukan: 1. Sumber Bahan Baku Perusahaan dengan sertifikasi FSC CoC harus menjaga informasi terkini mengenai seluruh entitas pasokan bahan baku yang digunakan untuk produk bersertifikasi FSC. Ini mencakup nama, kode sertifikasi, dan jenis bahan yang disediakan oleh setiap supplier. Selain itu, verifikasi keaktifan sertifikasi supplier FSC perlu dilakukan melalui FSC Certificate Database, seperti yang dijelaskan pada bagian Tahap Pengecekan Sertifikat FSC Supplier Anda. Adapun salah satu contoh bentuk sertifikat yang dapat diunduh adalah sebagai berikut: 2. Rekam Produk Untuk setiap kelompok produk atau pesanan pekerjaan (job order), perusahaan harus mengidentifikasi langkah-langkah proses utama yang melibatkan perubahan volume atau berat bahan baku. Faktor konversi untuk setiap langkah juga perlu ditentukan, terutama dalam proses yang rumit. Selain itu, penting bagi perusahaan untuk menyimpan catatan akuntansi bahan baku terkini yang mencakup input, output, dan persentase FSC. Perusahaan juga harus menyiapkan laporan ringkasan volume tahunan yang menampilkan jumlah produk terjual dengan klaim FSC yang sesuai dengan jumlah input, inventaris yang tersedia, permintaan output terkait, dan faktor konversi per kelompok produk. 3. Persyaratan Legal dan Tenaga Kerja FSC Perusahaan perlu memastikan bahwa produk bersertifikat FSC mereka sesuai dengan seluruh undang-undang legalitas kayu yang berlaku. Perusahaan harus dapat memberikan informasi tentang spesies, negara tempat panen, dan informasi lain yang diperlukan untuk mematuhi undang-undang legalitas kayu. Kemudian, dalam menerapkan persyaratan tenaga kerja, perusahaan perlu mempertimbangkan persyaratan dan hukum negara yang berlaku. 4. Penjualan dan Kontrol Klaim FSC Perusahaan harus memastikan bahwa semua dokumen penjualan (baik fisik atau elektronik) yang dikeluarkan untuk produk siap jual dengan klaim FSC harus mencakup nama organisasi, detail kontak, tanggal, kode sertifikat FSC, dan klaim FSC untuk setiap item. Contoh dari dokumen tersebut adalah sebagai berikut: Komitmen, Konsistensi, dan Persyaratan Lainnya Selain memenuhi persyaratan dokumen, setiap perusahaan wajib mengimplementasikan dan menjaga sistem pengelolaan lacak balak FSC yang sesuai dengan besaran dan kompleksitas operasionalnya. Ini mencakup perlunya kehadiran seorang perwakilan manajemen yang berfokus pada aspek sertifikasi, penerapan prosedur yang tepat dan terkini, serta keterlibatan staf yang terlatih untuk menjalankan prosedur pengelolaan lacak balak. Pentingnya menyimpan seluruh catatan dengan lengkap tidak hanya merupakan bagian dari praktik yang transparan dan akuntabel, tetapi juga menjadi dasar untuk memastikan keterbukaan dalam melacak pergerakan bahan baku dan produk berbasis hutan. Tidak hanya itu, perusahaan juga diharapkan untuk berkomitmen sepenuhnya pada nilai-nilai kebijakan asosiasi FSC, mematuhi persyaratan tenaga kerja inti, dan menyusun prosedur yang efektif dalam menanggapi keluhan. Proses ini mencakup penggunaan prosedur komunikasi yang efektif, penyelidikan menyeluruh terhadap keluhan, serta penyelesaian yang adil. Seluruh prosedur di atas penting untuk dilaksanakan secara konsisten guna memastikan bahwa setiap produk yang tidak sesuai dengan standar FSC dapat diidentifikasi dan dikendalikan. Dengan cara ini, perusahaan dapat menjaga kepercayaan dan integritas terhadap sertifikasi FSC yang dimiliki. Semua langkah ini menjadi landasan untuk mendukung praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial. Tentang PT SOBI PT SOBI, 100% FSC certified supplier dari Indonesia dengan +15 tahun pengalaman. Kami menyediakan supply kayu log jati, mahoni dan sengon dari 4 lokasi hutan rakyat di Pulau Jawa. Jika Anda mencari kayu FSC berkualitas tinggi yang mendukung keberlanjutan, kirimkan email kepada kami di PT SOBI melalui link dibawah ini. Temukan keunikan kayu kami dan sambut era baru dalam penggunaan kayu yang ramah lingkungan bersama PT SOBI. Sumber: https://preferredbynature.org/certification/verify-certificates https://id.fsc.org/id-id/panduan-sertifikasi-fsc-coc https://search.fsc.org/en/ https://www.tentangkayu.com/2017/11/apakah-dokumen-pelacakan-kayu-fsc-anda.html https://www.tentangkayu.com/2021/12/bagaimana-memeriksa-informasi.html https://connect.fsc.org/document-centre/documents/resource/238 https://connect.fsc.org/document-centre/documents/resource/302
- Cara Memilih Log Kayu Jati & Mahoni Terbaik untuk Produk Furniture!
Gelondong atau log kayu merupakan bahan dasar utama untuk menciptakan produk furniture yang berkualitas. Namun, kualitas dari setiap gelondong kayu tidaklah selalu sama. Oleh karenanya, penting untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara memilih gelondong kayu yang baik agar dapat memastikan kualitas dan keindahan produk akhir. Di antara berbagai pilihan kayu, jati dan mahoni selalu menjadi primadona. Kayu-kayu ini terkenal dengan keindahan, kekuatan, dan keawetannya. Namun, di balik pesona keduanya, terdapat faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk memperoleh kualitas gelondong yang terbaik. Artikel ini akan memandu Anda dalam menyelami seluk beluk pemilihan kayu gelondong jati dan mahoni, dimulai dengan faktor-faktor umum yang berlaku untuk semua jenis kayu, hingga spesifik mengupas lebih dalam tentang ciri khas masing-masing kayu jati dan mahoni. Faktor-Faktor Umum dalam Memilih Gelondong Kayu Jenis Kayu Kondisi Fisik dan Pemeriksaan Visual Kadar Kelembaban MEMILIH GELONDONG KAYU JATI Ciri-Ciri Kayu Jati yang Berkualitas Kualitas Kayu Jati Berdasarkan Grade Kayu Jati Grade A Kayu Jati Grade B Kayu Jati Grade C MEMILIH GELONDONG KAYU MAHONI Ciri-Ciri Kayu Mahoni yang Berkualitas Kualitas Kayu Mahoni Berdasarkan Grade Kayu Mahoni Grade A Kayu Mahoni Grade B Kayu Mahoni Grade C Penutup Faktor-Faktor Umum dalam Memilih Gelondong Kayu Secara ringkas, berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih gelondong kayu: Jenis Kayu Langkah awal dalam pemilihan gelondong kayu yang optimal adalah memahami jenis kayu yang akan digunakan. Setiap jenis kayu memiliki karakteristik unik, seperti warna, kekerasan, dan tekstur. Sebagai contoh, kayu merbau mungkin seringkali lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan daya tahan yang kuat karena memiliki kekerasan yang tinggi, sementara kayu sengon lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan bobot yang lebih ringan. Kondisi Fisik dan Pemeriksaan Visual Lakukan pemeriksaan visual pada setiap bagian kayu gelondong yang akan Anda beli. Hindari kayu yang memiliki retak, cacat, atau lubang yang dapat mengurangi kekuatan dan keindahan estetikanya. Selain itu, perhatikan juga serat kayunya, pastikan agar seratnya lurus, tidak ada retak, maupun rekahan yang signifikan. Kadar Kelembaban Kadar kelembaban kayu adalah faktor krusial yang dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Gelondong kayu yang memiliki kadar kelembaban stabil akan cenderung lebih tahan terhadap perubahan dimensi dan deformasi. Sehingga, sangat penting untuk memilih gelondong kayu dengan kadar kelembaban yang sesuai dengan lingkungan tempat produk akan ditempatkan. MEMILIH GELONDONG KAYU JATI Kayu jati berasal dari pohon Tectona grandis , merupakan salah satu jenis kayu yang paling populer dan dicari di seluruh dunia. Keunggulan atas kombinasi kekuatan dan keindahan alaminya menjadikannya pilihan utama untuk pembuatan furniture, khususnya furniture outdoor. Warna coklat keemasan alami yang dimilikinya juga menjadi salah satu daya tarik utama dari kayu jati. Ketahanan kayu jati terhadap air, pembusukan, dan serangga juga membuatnya cocok untuk untuk berbagai jenis aplikasi lainnya. Spesies pohon jati banyak tumbuh di daerah Asia Selatan dan Tenggara, termasuk negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan India. Kayu jati yang berasal Indonesia sendiri telah memperoleh popularitas di pasar internasional berkat kualitasnya yang terbukti unggul. Sehingga tidak heran jika kayu jati dari Indonesia sering diincar sebagai bahan baku utama untuk berbagai kebutuhan industri kayu. Ciri-Ciri Kayu Jati yang Berkualitas Mengidentifikasi ciri-ciri kayu jati yang berkualitas memang tidaklah mudah, terutama bagi pemula. Namun terdapat beberapa tanda umum yang dapat diperhatikan, antara lain: Umur: Pohon sebaiknya benar-benar tua, karena kayu dari pohon yang lebih tua memiliki kekuatan dan ketahanan yang jauh lebih baik. Warna: Kayu jati berkualitas tinggi biasanya memiliki warna yang lebih gelap dan merata di seluruh permukaannya. Pori-pori: Pastikan pori-pori kayu jati terlihat padat. Pori-pori yang padat menunjukkan ketahanan kayu terhadap serangan hama seperti rayap. Tidak Berlubang: Adanya lubang pada kayu menandakan kemungkinan serangan dari serangga. Lubang-lubang ini juga dapat mengurangi daya tarik visual produk akhir. Mata Kayu: Pastikan kayu tidak memiliki terlalu banyak gundukan karena hal tersebut merupakan ciri dari mata kayu. Selain mengurangi estetika, mata kayu juga mengindikasikan potensi retak atau pecah yang lebih tinggi. Tidak Memiliki Gubal: Kayu jati berkualitas juga dapat dilihat dari keberadaan gubal yang minim. Jika memungkinkan, pilihlah kayu dengan gubal yang paling sedikit. Namun, selama persentase gubal tidak melebihi 3% maka kualitasnya masih dianggap baik. Kualitas Kayu Jati Berdasarkan Grade Meskipun berasal dari satu batang pohon yang sama, kayu jati akan memiliki perbedaan kualitas yang dikelompokkan ke dalam tiga grade utama: Grade A, Grade B, dan Grade C. Kayu Jati Grade A Kayu jati Grade A adalah varian kayu jati dengan kualitas tertinggi di kelasnya. Umumnya, hanya sekitar 25% dari satu batang pohon yang termasuk dalam Grade A. Beberapa ciri-ciri kayu Jati Grade A meliputi: Serat kayu yang sangat padat, halus, dan teratur. Warna coklat keemasan yang merata dan dalam. Pori-pori kayu kecil dan rapat. Kayu sangat berat dan padat. Mengandung senyawa alami (seperti minyak pelumas) yang melindungi kayu dari serangan rayap dan pertumbuhan jamur. Minim gubal. Kayu Jati Grade B Biasanya hanya 35% dari satu batang pohon jati termasuk ke dalam Grade B. Meskipun Grade B dapat memiliki variasi warna dan ketidaksempurnaan lainnya, Grade B kayu jati masih dianggap sebagai kayu berkualitas tinggi yang cocok untuk berbagai aplikasi. Kayu jati ini memiliki kualitas sedang dengan ciri-ciri seperti: Serat kayu yang tidak terlalu beraturan. Warna coklat keemasan, namun tidak semerata dan cenderung lebih muda dibanding grade A. Pori-pori kayu sedikit lebih besar dibandingkan grade A. Terdapat gubal dalam jumlah terbatas. Masih mengandung senyawa alami berupa minyak pelindung dari serangan hama dan jamur. Kayu Jati Grade C Kayu jati Grade C terdapat pada bagian terluar batang pohon jati dan memiliki kualitas yang kurang baik dibandingkan dengan Grade A dan Grade B. Sebanyak 40% dari satu batang pohon seringkali akan termasuk dalam kategori Grade C. Beberapa ciri-cirinya meliputi: Warna kayu yang paling cerah, putih kekuningan. Serat kayu kasar dan tidak beraturan. Pori-pori kayu besar dan jarang. Kayu kurang berat dan padat. Gubal lebih banyak daripada grade lainnya. Tidak terdapat minyak pelumas alami seperti pada kayu jati Grade A dan Grade B, sehingga lebih rentan terhadap serangan rayap dan jamur. MEMILIH GELONDONG KAYU MAHONI Kayu mahoni, berasal dari pohon Swietenia , merupakan salah satu jenis kayu yang memiliki popularitas tinggi dan menjadi incaran karena keindahan warnanya. Semakin tua usia kayu mahoni, warnanya akan semakin matang. Terlebih jika usianya sudah lebih dari 20 tahun, warna merah hati pada kayu mahoni akan menjadi semakin mencolok dan elok. Karena warna dasarnya yang indah, kayu mahoni sudah menawan tanpa perlu dipoles sekalipun. Mahoni juga memiliki serat kayu yang lurus, mirip dengan serat kayu jati. Serat lurusnya menjadikan mahoni mudah untuk diolah dalam banyak model tanpa merusak keindahannya. Jika dibandingkan dengan kayu jati, kayu mahoni memiliki harga yang lebih ramah di kantong. Oleh karena itu, banyak pengrajin yang memilih mahoni sebagai alternatif bahan untuk membuat mebel dengan kualitas yang tetap baik tanpa terkesan murahan. Keunggulan ini semakin terasa karena mahoni juga tidak memerlukan terlalu banyak finishing. Meskipun harganya lebih ekonomis, daya tahan penampang pada kayu mahoni masih terbilang stabil. Kayu mahoni termasuk jenis kayu yang tidak mudah untuk menyusut dan memuai walaupun sudah puluhan tahun. Hal ini jugalah yang menjadi alasan kayu mahoni banyak dijadikan bahan untuk membuat alat musik. Ciri-Ciri Kayu Mahoni yang Berkualitas Ada beberapa faktor yang dapat diperhatikan untuk mengidentifikasi kualitas baik dari kayu mahoni: Warna: Pilihlah kayu mahoni dengan warna merah atau coklat tua yang khas. Mahoni yang berkualitas akan memiliki warna gelap yang juga menunjukkan bahwa kayu sudah berusia tua. Karateristik ini nantinya akan sangat berpengaruh pada warna dari furniture yang dihasilkan. Usahakan untuk tidak memlih kayu dengan warna yang pucat atau belang-belang. Tidak berlubang: Pastikan tidak ada lubang pada kayu mahoni yang dapat mempengaruhi tampilan ketika dijadikan furniture. Serat: Serat kayu mahoni yang berkualitas baik akan cenderung lurus dan halus. Apabila struktur serat kayunya renggang serta tidak datar, itu menandakan bahwa kayu tersebut memiliki kualitas yang kurang baik. Hindari kayu yang memiliki serat kasar, bergelombang, atau pecah-pecah. Berat: Kayu mahoni yang padat dan keras menunjukkan kualitas kayu yang baik. Hindari kayu yang terasa ringan karena kemungkinan besar kayu tersebut memiliki kualitas yang rendah. Aroma: Bau khas kayu mahoni dapat membantu identifikasi kualitasnya. Kayu mahoni yang baik biasanya memiliki aroma khas yang cukup kuat. Kualitas Kayu Mahoni Berdasarkan Grade Dalam hal klasifikasi kualitas, serupa dengan kayu jati, kayu mahoni juga dapat dibagi menjadi beberapa grade sebagai berikut: Kayu Mahoni Grade A Kayu mahoni grade A adalah kayu dengan kualitas terbaik. Kayu ini memiliki warna merah kecoklatan yang gelap dan merata, serat yang lurus dan halus, berat yang cukup berat, dan tekstur yang padat. Kayu mahoni grade A biasanya digunakan untuk membuat furnitur kelas atas, seperti kursi, meja, dan lemari. Ciri-ciri kayu mahoni grade A: Warna: Merah kecoklatan gelap, pekat, dan merata. Terkadang memiliki sedikit pantulan kemerahan alami. Serat: Lurus, halus, rapat, dan seragam. Tidak ada cacat seperti mata kayu besar, retakan, atau cabang. Berat: Berat dan padat, menandakan kekeringan sempurna dan kepadatan kayu. Tekstur: Halus dan rata, cocok untuk finishing halus tanpa perlu banyak penghilangan cacat. Kayu Mahoni Grade B Kayu mahoni grade B memiliki kualitas yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan grade A. Kayu ini memiliki warna merah kecoklatan yang sedikit lebih terang, serat yang masih lurus dan halus, berat yang sedikit lebih ringan, dan tekstur yang sedikit lebih lunak. Kayu mahoni grade B biasanya digunakan untuk membuat furnitur kelas menengah, seperti tempat tidur, rak buku, dan dekorasi rumah. Ciri-ciri kayu mahoni grade B: Warna: Merah kecoklatan dan sedikit lebih terang dibanding Grade A. Bisa memiliki variasi warna halus dalam penampang yang sama. Serat: Umumnya lurus dan halus, namun kadang bisa memiliki sedikit ketidaksempurnaan cabang halus. Berat: Sedikit lebih ringan dibanding Grade A, namun masih terasa padat. Tekstur: Sedikit kurang halus daripada Grade A. Kayu Mahoni Grade C Kayu mahoni grade C adalah kayu dengan kualitas yang paling rendah. Kayu ini memiliki warna yang lebih terang, serat yang tidak terlalu halus, berat yang lebih ringan, dan tekstur yang lebih lunak. Kayu mahoni grade C biasanya digunakan untuk membuat produk yang tidak memerlukan kualitas tinggi, seperti palet, peti kayu, dan konstruksi bangunan. Ciri-ciri kayu mahoni grade C: Warna: Lebih terang dan tidak seragam, bisa memiliki perbedaan warna yang signifikan. Dapat memiliki gubal yang tersisa. Serat: Lebih bervariasi, dapat bergelombang dan tidak terlalu halus. Mata kayu, retakan, dan cabang kecil lebih umum ditemukan. Berat: Lebih ringan dibanding Grade A dan B Tekstur: Kurang halus dan cenderung perlu lebih banyak pengamplasan sebelum finishing. Memilih kayu gelondong yang baik bukanlah keputusan yang sepele, melainkan sebuah proses yang membutuhkan pemikiran dan pertimbangan matang. Dengan memahami kebutuhan dan penggunaan proyek Anda secara spesifik, Anda dapat memilih jenis dan kualitas kayu gelondong yang memberikan hasil optimal sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Anda. Pada akhirnya setiap jenis kayu memiliki karakteristiknya sendiri, dan pemilihan kualitas sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan penggunaan yang diinginkan. Tentang PT SOBI PT SOBI, 100% FSC certified supplier dari Indonesia dengan +15 tahun pengalaman. Kami menyediakan supply kayu log jati, mahoni dan sengon dari 4 lokasi hutan rakyat di Pulau Jawa. Jika Anda mencari kayu FSC berkualitas tinggi yang mendukung keberlanjutan, kirimkan email kepada kami di PT SOBI melalui link dibawah ini. Temukan keunikan kayu kami dan sambut era baru dalam penggunaan kayu yang ramah lingkungan bersama PT SOBI. Sumber: https://rimbakita.blogspot.com/2013/01/tips-memilih-kayu-log.html?m=0 https://jatimulya.co.id/dnews/20021/cara-pintar-memilih-kayu-jati-berkualitas.html https://www.lantaikayu.biz/jual/lantai-kayu/lantai-kayu-jati/perbedaan-kualitas-kayu-jati.html https://www.saniharto.com/news-events/read/984/bahan-favorit-untuk-furniture-yuk-intip-ciri-ciri-kayu-jati-yang-berkualitas https://www.saniharto.com/news-events/read/985/awas-salah-pilih-begini-ciri-ciri-kayu-mahoni-yang-bagus https://rimbakita.blogspot.com/2012/12/ciri-ciri-kayu-mahoni-tua.html?m=0 https://www.castlery.com/us/blog/guide-to-teak-wood-furniture https://www.vwood.in/blogs/news/teak-grades
- Cara Menghitung Formula Konversi Kayu Log terhadap Kayu Gergajian
Agar pemanfaatan kayu mencapai tingkat optimal, perhitungan volume log kayu dan transformasinya menjadi kayu gergaji merupakan tahapan krusial dalam proses produksi dan perdagangan kayu. Dalam artikel ini, akan dibahas secara mendalam metode-metode yang umumnya digunakan untuk mengukur dan mengelola kedua aspek tersebut. Menghitung Volume Log Kayu Rumus Smalian Rumus Huber Rumus Brereton Alat Ukur Volume Kayu Lainnya Menghitung Konversi Log Kayu terhadap Kayu Gergaji Memilih Metode yang Paling Sesuai Menghitung Volume Log Kayu Volume log kayu merujuk pada jumlah ruang yang ditempati oleh suatu log. Perhitungan volume log kayu dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dipilih bergantung pada bentuk log dan ketersediaan alat ukur yang digunakan. Beberapa metode umum yang sering diimplementasikan biasanya melibatkan pendekatan matematis dan geometris, serta menggunakan alat ukur seperti caliper atau pita pengukur. Memahami berbagai metode perhitungan penting untuk menentukan volume log kayu dengan akurat, serta memastikan efisiensi dalam proses produksi dan perdagangan kayu. Berikut adalah beberapa metode yang seringkali digunakan: Rumus Smalian Rumus Smalian adalah metode yang paling sering digunakan untuk menghitung volume log kayu bundar. Rumus ini menggunakan diameter pada dua titik (pangkal dan ujung) dan panjang log untuk menghitung volume. Metode Smalian ini cocok digunakan untuk mengukur volume kayu bundar dengan diameter kecil dan sangat berguna untuk mengukur kayu yang memiliki bentuk yang tidak teratur atau berlekuk. V = (0,7854 x (D² + d²) x L) / 10000 Keterangan: V = Volume log kayu (m³) D² = Diameter pangkal log kayu (cm) d² = Diameter ujung log kayu (cm) L = Panjang log kayu (m) Rumus Huber Rumus Huber adalah metode yang lebih detil untuk menghitung volume kayu bundar. Dalam metode ini, diameter kayu diukur pada tiga titik, yaitu pangkal, tengah, dan ujung kayu. Kemudian, nilai rata-rata diameter digunakan untuk menghitung volume kayu dengan menggunakan rumus Huber. Metode ini mempertimbangkan variasi diameter pada panjang kayu, sehingga diharapkan memberikan hasil yang lebih akurat. V = (0,7854 x D² x L) / 10000 Keterangan: V = Volume log kayu (m³) D = Diameter rata-rata log kayu (cm) L = Panjang log kayu (m) Rumus Brereton Pendekatan Brereton metric merupakan metode yang paling sering digunakan oleh SOBI untuk mengukur volume kayu. Berikut adalah rincian proses tahapan perhitungannya: 1. Penetapan Diameter Keterangan: B = Pusat bontos Bp = Bontos pangkal Bu = Bontos ujung d1 = Garis tengah terpendek pada Bu (cm) d2 = Garis tengah terpanjang pada Bu (cm) d3 = Garis tengah terpendek pada Bp (cm) d4 = Garis tengah terpanjang pada Bp (cm) Penetapan diameter untuk mencari volume dengan menggunakan Tabel A: Ukur garis tengah terpendek (d1) dan garis tengah terpanjang (d2) melalui pusat bontos (B) pada bontos ujung (Bu), kemudian ukur garis tengah terpendek (d3) dan garis tengah terpanjang (d4) melalui pusat bontos (B) pada bontos pangkal (Bp), tanpa kulit. Diameter kayu (d) kemudian ditetapkan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Keterangan: d = Diameter kayu (cm) dp = Diameter pangkal (cm) du = Diameter ujung (cm) Penetapan diameter untuk mencari volume dengan menggunakan Tabel B: Pengukuran diameter untuk mencari volume log kayu dengan Tabel B hanya dilakukan terhadap Bu, yaitu dengan mengukur garis tengah terpendek (d3) dan garis tengah terpanjang (d4) melalui pusat bontos (B), kemudian dirata-ratakan. Diameter kayu (d) ditetapkan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: 2. Penetapan Panjang Panjang ditetapkan dengan cara mengukur jarak terpendek antara kedua bontos sejajar sumbu kayu dalam satuan meter dengan kelipatan 10 cm. Contohnya: NO PANJANG HASIL PENGUKURAN PANJANG KAYU 1 6,50 m 6,50 m 2 4,19 m 4,10 m 3 2,09 m 2,00 m 3. Penetapan Volume Selanjutnya, berdasarkan angka diameter (d) dan panjang (p), maka volume log kayu dapat ditetapkan dengan melihat daftar Tabel A dan Tabel B. *Catatan: Tabel A dan Tabel dapat dilihat pada lampiran link ini. Untuk log kayu yang menggunakan Tabel A, apabila mengandung cacat-cacat yang dapat mereduksi atau mengurangi volume, maka volume kayu bundar harus dikurangi dengan volume cacat tersebut, dengan menggunakan persamaan: Vb = Vk - Vc Keterangan: Vb = Volume bersih (m3) Vk = Volume kotor (m3) Vc = Volume cacat (m3) Alat Ukur Volume Kayu Lainnya Selain metode penghitungan manual, perhitungan volume log kayu juga dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat ukur modern, seperti dendrometer atau perangkat ukur volume log kayu digital. Pada era saat ini, juga telah banyak tersedia perangkat lunak khusus yang dapat mempermudah proses penghitungan volume log kayu. Perangkat lunak ini umumnya memanfaatkan data yang dimasukkan oleh pengguna, seperti diameter dan panjang log kayu, untuk kemudian secara otomatis menghasilkan perhitungan volume yang akurat. Penggunaan alat-alat dan perangkat lunak ini tidak hanya meningkatkan akurasi, tetapi juga memberikan tingkat efisiensi yang tinggi dalam mengelola data volumetrik kayu, mempercepat, serta menyederhanakan proses. Menghitung Konversi Log Kayu terhadap Kayu Gergaji Setelah proses penebangan log kayu dilakukan, langkah selanjutnya adalah pengolahan. Pada tahap ini, log kayu akan menjalani proses penggergajian, yang nantinya menghasilkan kayu gergaji. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan konversi log kayu terhadap kayu gergaji. Perhitungan konversi log gergaji melibatkan penggunaan rumus berikut: Konversi = (Volume Kayu Gergaji / Volume Log Kayu) x 100% Contohnya: Sebuah log kayu dengan diameter 40 cm dan panjang 4 meter diproses menjadi kayu gergaji dengan ketebalan 2 cm. Volume log kayu dihitung menggunakan rumus Smalian dan diperoleh volume 0,64 m³. Volume kayu gergaji dihitung dengan mengalikan luas penampang (40 cm x 2 cm) dengan panjang (4 meter), menghasilkan volume 0,32 m³. Konversi dihitung menggunakan rumus di atas menghasilkan nilai berikut: Konversi = (0,32 m³ / 0,64 m³) * 100% = 50% Berarti dari 100% volume kayu log, hanya 50% yang menjadi kayu gergajian. S ementara itu, sekitar separuh sisanya bisa jadi terbuang melalui proses pengolahan menjadi menjadi serbuk gergaji maupun serpihan kayu. Penting untuk dicatat bahwa perhitungan konversi ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari jenis kayu yang digunakan, diameter log, hingga metode penggergajian yang diterapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi konversi kayu log kayu terhadap kayu gergaji antara lain: Jenis kayu Kayu keras umumnya memiliki tingkat konversi yang lebih rendah dibandingkan dengan kayu lunak. Kayu dengan kepadatan tinggi (misalnya, jati, ulin) menghasilkan lebih sedikit kayu gergaji dibandingkan dengan kayu dengan kepadatan rendah (misalnya, pinus, sengon). Diameter log Log dengan diameter yang lebih besar umumnya menghasilkan lebih banyak kayu gergaji dibandingkan dengan log dengan diameter yang lebih kecil. Diameter log yang lebih besar memungkinkan untuk menghasilkan potongan kayu gergaji yang lebih lebar dan lebih tebal. Metode penggergajian Pemilihan metode penggergajian memiliki dampak signifikan terhadap hasil akhir konversi. Penggergajian plain: Metode ini menghasilkan jumlah kayu gergaji yang lebih besar, namun, berkompromi pada tingkat kualitas yang sedikit lebih rendah. Penggunaan metode ini sering diutamakan ketika kebutuhan akan kuantitas produksi tinggi. Penggergajian quarter sawn: Lebih berfokus pada menghasilkan kayu gergaji dengan kualitas yang lebih tinggi, meskipun konversinya cenderung lebih rendah. Metode ini umumnya dipilih ketika kualitas estetika dan ketahanan kayu menjadi prioritas utama. Penggergajian rift sawn: Metode ini menghasilkan kayu gergaji dengan kualitas tinggi dan konversi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggergajian quarter sawn. Metode rift sawn seringkali dianggap sebagai opsi yang paling optimal ketika menggabungkan antara kualitas superior dan tingkat produksi yang signifikan. Ketebalan kayu gergaji Kayu gergaji yang lebih tebal memiliki konversi yang lebih rendah dibandingkan dengan kayu gergaji yang lebih tipis. Kerusakan log Log yang memiliki kerusakan, seperti lubang atau retakan, akan menghasilkan konversi yang lebih rendah. Keterampilan tukang gergaji Tukang gergaji yang terampil dapat menghasilkan konversi yang lebih tinggi dengan meminimalkan limbah. Memilih Metode yang Paling Sesuai Dengan semakin mendalamnya pemahaman terhadap berbagai rumus penghitungan volume log kayu, Anda akan menjadi lebih ahli dalam menghitung volume log kayu secara akurat. Pilihlah rumus yang sesuai dengan jenis, tujuan penggunaan, bentuk, dan karakteristik log yang sedang diukur, dan pastikan setiap tahapan pengukuran dilaksanakan dengan cermat untuk memperoleh hasil yang optimal. Penting untuk diingat bahwa tidak ada rumus yang dianggap sebagai standar universal yang paling benar. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, serta sangat bergantung pada kondisi spesifik pengukuran. Inilah alasan mengapa penting untuk memahami setiap perbedaan antar rumus dan mengaplikasikan metode yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik. Terakhir, jangan lupakan langkah krusial untuk mengkonversi volume ke dalam unit yang relevan dengan kebutuhan. Hal ini akan meningkatkan keterbacaan dan kemudahan interpretasi dari hasil pengukuran. Tentang PT SOBI PT SOBI, 100% FSC certified supplier dari Indonesia dengan +15 tahun pengalaman. Kami menyediakan supply kayu log jati, mahoni dan sengon dari 4 lokasi hutan rakyat di Pulau Jawa. Jika Anda mencari kayu FSC berkualitas tinggi yang mendukung keberlanjutan, kirimkan email kepada kami di PT SOBI melalui link dibawah ini. Temukan keunikan kayu kami dan sambut era baru dalam penggunaan kayu yang ramah lingkungan bersama PT SOBI. Sumber: https://www.tentangkayu.com/2008/03/konversi-kayu-log-terhadap-kayu.html https://www.tentangkayu.com/2021/11/rumus-menghitung-volume-log-kayu-mana.html https://proyekin.com/blog/cara-menghitung-kubikasi-kayu/ https://teknologihutan.fkt.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/675/2019/01/SNI_7533.2-2011_-_Kayu_bundar_Bagian_2_Pengukuran_dan_tabel_isi_-1.pdf
- Panduan Cara Mendapatkan Sertifikasi FSC dan SVLK
Sertifikasi FSC (Forest Stewardship Council) dan SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian) memegang peranan penting dalam menjaga keberlanjutan hutan dan industri kayu. Dengan menerapkan kedua sertifikasi ini, Indonesia dapat menawarkan solusi komprehensif yang memperkuat kredibilitas serta daya saing industri kayu di pasar global. Panduan Sertifikasi SVLK Panduan Sertifikasi FSC Pentingnya Sertifikasi SVLK dan FSC SVLK merupakan sertifikasi yang wajib bagi industri kayu di Indonesia, sementara FSC adalah sertifikasi sukarela yang statusnya telah diakui secara internasional. Kedua sertifikasi ini memiliki fokus yang sama, SVLK didesain untuk memastikan bahwa kayu berasal dari sumber yang legal dan berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Di sisi lain, FSC menekankan pentingnya pengelolaan hutan yang bertanggung jawab, memperhatikan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi. Dengan memiliki kedua sertifikasi ini, perusahaan dapat mencapai beberapa tujuan penting, seperti: 1. Meningkatkan Kepercayaan dan Peluang Pasar Sertifikasi FSC dan SVLK dapat memberikan jaminan ganda kepada konsumen bahwa produk kayu berasal dari sumber yang legal, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Hal ini memungkinkan industri untuk membuka akses ke pasar internasional yang semakin menuntut produk yang memenuhi standar legal dan berkelanjutan. 2. Meningkatkan Daya Saing Industri Dengan memiliki sertifikasi SVLK dan FSC, perusahaan dapat mengembangkan reputasi positif dan memperkuat brand image sebagai produsen produk yang legal dan berkelanjutan. Ini membawa peningkatan nilai tambah produk, yang pada gilirannya memberikan keunggulan dalam persaingan di pasar global. 3. Mendukung Keberlanjutan Hutan Kedua sertifikasi ini mendorong pengelolaan hutan yang bertanggung jawab dengan tujuan mencegah penebangan liar dan degradasi hutan. Dengan demikian, perusahaan dapat berperan dalam menjaga kelestarian hutan untuk generasi mendatang. 4. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Sertifikasi SVLK dan FSC sama-sama memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan melalui dua cara utama: penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat yang bergantung pada sektor kehutanan. Dengan menerapkan pola sertifikasi ini, perusahaan dapat berkontribusi dalam meningkatkan peluang kerja di sektor kehutanan yang pada akhirnya akan turut menjaga keberlanjutan industri kayu. Panduan Sertifikasi SVLK Saat ini, Sistem Verifikasi Legalitas Kayu telah resmi berganti nama menjadi Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK). Pergantian nama ini tertuang dalam Peraturan Menteri LHK Nomor 13 Tahun 2023 tentang Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian. Nama baru dari "SVLK" mencerminkan perluasan ruang lingkup sistem, yang tidak hanya berfokus pada legalitas kayu, tetapi juga pada kelestarian hutan. SVLK menjadi tidak hanya memverifikasi legalitas kayu, tetapi juga aspek kelestarian hutan, seperti kepatuhan terhadap izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK), AMDAL, dan tata kelola hutan yang baik ( Good Forest Governance /GFG). Skema Sertifikasi SVLK Sampai saat artikel ini dibuat, proses sertifikasi SVLK pada tahun sekarang masih mengikuti pedoman yang diberlakukan sejak tahun 2022. SVLK berlaku untuk seluruh pelaku bisnis hutan dan industri pengolahan kayu di Indonesia, termasuk industri kecil, menengah, dan besar untuk keperluan ekspor maupun pasar lokal. Sertifikasi SVLK bersifat wajib untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan hutan dan menjaga kredibilitas legalitas kayu dari Indonesia. Demi menjamin legalitas dan kelestarian melalui SVLK, Komite Akreditasi Nasional (KAN) memberikan akreditasi kepada lembaga penilai kesesuaian yang merupakan perusahaan swasta independen. Lembaga penilai tersebut bertugas untuk mengaudit usaha-usaha kehutanan dan industri berbasis kayu, serta memastikan bahwa standar legalitas dan kelestarian dapat terpenuhi. Salah satu dari layanan akreditasi yang disediakan oleh KAN adalah skema akreditasi LPVI. Skema ini ditujukan bagi organisasi yang menyelenggarakan verifikasi legalitas dan kelestarian sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan beserta turunannya. Organisasi yang melakukan verifikasi tersebut dikenal sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LPVI). Sehingga, untuk memperoleh sertifikasi SVLK, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mengajukan permohonan kepada LPVI. Daftar organisasi yang terakreditasi menyelenggarakan skema LPVI dapat dilihat pada website resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui link ini. Tahapan Sertifikasi SVLK Tahapan dari proses sertifikasi SVLK yang dilakukan oleh tiap organisasi LPVI umumnya hampir sama dan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengajuan Permohonan Sertifikasi Dalam proses pengajuan permohonan SVLK, perusahaan diwajibkan mengirimkan formulir permohonan dan kuisioner SVLK kepada salah satu organisasi LPVI yang dipilih. Berikut adalah contoh isi formulir yang harus diisi: 2. Tinjauan Dokumen Sebelum penilaian lapangan dilakukan, perusahaan harus menyampaikan secara lengkap data dan dokumen legalitasnya. Kemudian, tim audit dari LPVI akan memproses dan melakukan audit tinjauan dokumen untuk menilai sejauh mana perusahaan memenuhi persyaratan SVLK. Checklist dokumen yang diperlukan antara lain: Akte Pendirian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK) Nomor Induk Berusaha (NIB) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PKAPT (Perdagangan Kayu Antar Pulau Terdaftar) Izin Usaha Industri (IUI) IUT (Izin Usaha Tetap) TDI (Tanda Daftar Industri) Izin Gangguan (HO) Izin Lingkungan (AMDAL/UKL-UPL/SPPL) Peraturan Perusahaan *Catatan: Bisa jadi terdapat sedikit variasi dalam dokumen dan format formulir yang diminta oleh masing-masing organisasi LPVI. Anda dapat langsung bertanya kepada organisasi yang Anda pilih untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut. 3. Publikasi Pra Audit Sebelum melakukan penilaian lapangan, tim audit akan mengumumkan atau mempublikasikan rencana audit di website LVLK, website Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Pemantau Independen, baik di desa/kelurahan lokasi industri dan/atau di media massa. Masyarakat umum juga dapat memberikan masukan dan tanggapan terkait rencana audit melalui website atau email, yang kemudian akan menjadi bahan pertimbangan tambahan bagi tim auditor. 4. Penilaian Lapangan Kegiatan penilaian lapangan akan dilakukan oleh tim audit langsung di lokasi industri. Kegiatan ini harus didampingi oleh perwakilan perusahaan yang ditunjuk oleh manajemen perusahaan melalui Surat Kuasa atau Surat Tugas. 5. Keputusan Sertifikasi Unit Manajemen atau perusahaan akan dinyatakan lulus dan memperoleh Sertifikat SVLK jika semua norma penilaian untuk setiap verifier pada standar verifikasi legalitas terpenuhi. Jika terdapat kekurangan dokumen yang dibutuhkan selama audit, pemohon akan diberi waktu maksimal 14 (empat belas) hari sejak pertemuan penutupan untuk menyampaikan data dan dokumen yang diperlukan. Pengambilan keputusan hasil verifikasi (Lulus atau Tidak Lulus) akan dilakukan oleh Pengambil Keputusan (Panel Review) berdasarkan laporan dari auditor. Panduan Sertifikasi FSC Sebelum mendaftarkan perusahaan Anda untuk memperoleh sertifikasi FSC, Anda perlu memastikan bahwa sistem manajemen hutan dan pelacakan balak perusahaan telah sesuai dengan persyaratan Standar Pengelolaan Hutan dan/atau Rantai Penelusuran FSC. Hal ini mencakup, antara lain: sumber bahan baku dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan, rekam produk yang jelas, serta menerapkan persyaratan tenaga kerja inti FSC, seperti tidak menggunakan pekerja anak, menghapuskan segala bentuk kerja paksa, memastikan tidak adanya diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan, serta menghormati kebebasan berserikat dan hak efektif untuk berunding bersama. Tahapan Sertifikasi FSC Terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh oleh setiap perusahaan untuk mendapatkan sertifikasi FSC. Berikut adalah penjelasannya: 1. Mematuhi Semua Peraturan dan Persyaratan dari Pemerintah dan FSC Hal tersebut perlu tertuang dan menjadi bagian dari kebijakan perusahaan yang dipahami dan diikuti oleh seluruh pegawai, mulai dari manajer hingga karyawan. Komitmen tersebut juga harus tercermin dalam bentuk "Pernyataan Diri" FSC yang telah ditandatangani. 2. Menjamin Keterlacakan dan Asal-Usul Bahan Baku Perusahaan harus menerapkan sistem manajemen yang menjamin penelusuran asal material, seperti sistem lacak balak. Sistem ini berfungsi sebagai sistem dokumentasi yang mengelola bahan baku, memastikan semua bahan dapat dilacak sampai ke asalnya. Selain itu, perusahaan juga harus menggunakan bahan baku dari hutan yang dikelola dengan benar dan bertanggung jawab. 3. Menghubungi Lembaga Sertifikasi FSC Terakreditasi Mirip dengan sertifikasi SVLK, proses sertifikasi FSC dilakukan oleh lembaga sertifikasi pihak ketiga, yang dikenal sebagai Certification Body (CB). FSC tidak secara langsung melakukan proses sertifikasi atau mengeluarkan sertifikat. Hanya CB yang telah terakreditasi oleh FSC yang memiliki kewenangan untuk melakukan sertifikasi FSC dan menerbitkan sertifikat FSC. Perusahaan harus memilih salah satu dan menghubungi CB yang terakreditasi untuk mengajukan aplikasi sertifikasi. Lembaga tersebut kemudian akan memberikan informasi terkait dengan perkiraan biaya awal dan waktu proses pembuatan sertifikasi. Daftar lembaga sertifikasi terakreditasi FSC di Indonesia dapat diperiksa melalui website resmi FSC pada link ini. 4. Persiapan Dokumen Setelah memilih lembaga sertifikasi (CB), Anda akan menandatangani perjanjian dengan lembaga sertifikasi tersebut. Langkah selanjutnya adalah memenuhi beberapa persyaratan teknis dan memberikan informasi dasar mengenai operasi perusahaan. Daftar dokumen yang biasanya diperlukan oleh CB adalah sebagai berikut: Profil perusahaan, dokumen hukum dan perijinan Deskripsi ruang lingkup bisnis Deskripsi proses bisnis Nama perwakilan manajemen yang akan menangani seritifikasi FSC Pernyataan kesediaan untuk mengikuti prinsip dan nilai FSC serta semua hukum dan regulasi yang berlaku Dokumen manual, yang merupakan seluruh dokumen berhubungan dengan aplikasi sistem lacak balak organisasi Dokumen prosedur, atau dokumen yang menjelaskan cara kerja prosedur perusahaan Penyimpanan data, berupa deskripsi tempat fisik di perusahaan dimana seluruh dokumen disimpan Daftar pemasok bersertifikasi FSC 5. Proses Audit Audit kemudian akan dilakukan oleh lembaga CB. Pada tahapan ini, tim audit akan menilai kepatuhan perusahaan terhadap persyaratan FSC yang relevan. Hasil audit tersebut nantinya akan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan. 6. Penerimaan Kode Sertifikasi Jika hasil audit positif, perusahaan akan diberikan sertifikat FSC beserta kode lisensinya. Namun, jika hasil audit menunjukkan bahwa aktivitas perusahaan belum sepenuhnya memenuhi persyaratan FSC, setelah perusahaan menerapkan perubahan yang disarankan dalam laporan sertifikasi, perusahaan masih dapat menjalani audit tambahan. Perlu diingat bahwa setiap perusahaan yang telah bersertifikasi FSC harus terus mengimplementasikan dan mempertahankan sistem pengelolaan lacak balak yang sesuai dengan besaran dan kompleksitasnya. Oleh karena itu, keberadaan perwakilan manajemen yang berfokus pada sertifikasi FSC, yang mampu mengadopsi prosedur terkini, melakukan pengelolaan prosedur lacak balak dengan tepat, serta melakukan pencatatan lengkap dan terperinci sangatlah penting. Kombinasi sertifikasi FSC dan SVLK merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kepercayaan pasar, menambah daya saing industri, serta mendukung keberlanjutan hutan di Indonesia. Kolaborasi ini akan memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pebisnis, pemerintah, hingga masyarakat luas. Dengan memiliki sertifikasi FSC dan SVLK, perusahaan dapat menegaskan komitmennya terhadap pengelolaan hutan yang legal, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Tentang PT SOBI PT SOBI, 100% FSC certified supplier dari Indonesia dengan +15 tahun pengalaman. Kami menyediakan supply kayu log jati, mahoni dan sengon dari 4 lokasi hutan rakyat di Pulau Jawa. Jika Anda mencari kayu FSC berkualitas tinggi yang mendukung keberlanjutan, kirimkan email kepada kami di PT SOBI melalui link dibawah ini. Temukan keunikan kayu kami dan sambut era baru dalam penggunaan kayu yang ramah lingkungan bersama PT SOBI. Sumber: https://silk.menlhk.go.id/ https://id.fsc.org/ https://www.forestdigest.com/detail/1309/svlk-bersalin-rupa https://kan.or.id/index.php/programs/sni-iso-iec-17065-1/lembaga-penilai-dan-verifikasi-independen https://tric-indonesia.com/layanan/sertifikasi-svlk/ https://www.sucofindo.co.id/layanan-jasa/sistem-verifikasi-legalitas-kelestarian/ https://mutuhijau.com/layanan/svlk
- SOBI Meraih Penghargaan ESG Award by KEHATI 2024 Kategori Best Impact Entrepreneur
— SOBI Wins the ESG Award by KEHATI 2024 in the Best Impact Entrepreneur Category Jakarta, 30 Juli 2024 - Pada “Malam Penganugerahan ESG Award 2024 by KEHATI” yang berlangsung di Graha Niaga Jakarta pada hari Selasa, 30 Juli 2024, PT Sosial Bisnis Indonesia (SOBI) berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Best Impact Entrepreneur. Peraih penghargaan dipilih oleh 9 orang dewan juri kompeten dari berbagai sektor industri dengan diketuai oleh Bapak Darwin Cyril Noerhadi yang merupakan bagian dari dewan pengawas Indonesia Investment Authority (INA). ESG Award by KEHATI merupakan salah satu penghargaan prestisius di Indonesia yang diberikan kepada pelaku bisnis, investor, dan fasilitator yang secara aktif melakukan inovasi untuk mendorong implementasi ESG secara holistik sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kelestarian lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan mendapatkan penghargaan sebagai Best Impact Entrepreneur merupakan buah manis dari konsistensi SOBI dalam menjalankan misinya untuk memberdayakan smallholders dan memfasilitasi adopsi praktik pengelolaan lahan regeneratif yang diyakini dapat menjadi solusi terhadap meningkatnya kebutuhan produk pertanian dan kehutanan dunia dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Dalam menjalankan misinya, SOBI, yang telah beroperasi sejak tahun 2016, mengombinasikan penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan perencanaan dan operasional, dengan pendampingan teknis di lapangan sebagai mitra implementasi stakeholders kunci melalui pendekatan: Bottom-up : memberdayakan secara langsung smallholders dengan memberikan pelatihan, menyediakan sumber daya kunci (pembiayaan dan infrastruktur), mengelola sertifikasi ( Forest Stewardship Council - FSC dan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu), dan memfasilitasi akses pasar melalui profit-sharing commodity trading model Top-down: membangun kerja sama dengan pemilik lahan (konsesi) dan offtakers untuk merancang pemanfaatan lahan dengan mempertimbangkan faktor ekologis, menyusun rencana pemberdayaan masyarakat lokal, dan menjadi mitra operasional pengelolaan lahan serta hasil panen Pada posisi April 2024, SOBI telah merancang 7.557 hektar lahan regeneratif, mengelola 1.810 hektar lahan (termasuk lahan bersertifikasi FSC) dengan 179.402 pohon tersertifikasi, memberdayakan 13.356 petani penerima manfaat yang tersebar di 4 area operasional: Ciamis (Jawa Barat), Sragen dan Purworejo (Jawa Tengah), serta Kulon Progo (Yogyakarta). Sepanjang tahun 2023 saja, SOBI telah memasarkan 5.017 m³ log kayu dan melakukan penanaman 26.640 bibit pohon baru. Atas didapatkannya penghargaan ESG Awards by Kehati 2024 dalam kategori Best Impact Entrepreneur, SOBI mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia dan rahmat yang diberikan, tim Kehati yang dikomandani Bapak Riki Frindos atas telah terselenggaranya secara sukses dan lancar seluruh proses ESG Awards 2024, dan kepada pemegang saham, manajemen, tim kantor pusat dan lapangan, dan seluruh stakeholders kunci SOBI (khususnya koperasi, kelompok tani, vendor, dan offtakers ) yang telah memberikan kontribusi baik di masa lalu sampai dengan saat ini. Semoga penghargaan ini menjadi penyemangat dan motivasi kita bersama untuk terus membangun berkolaborasi dan memberikan kontribusi yang lebih besar lagi dalam mengimplementasikan praktik pengelolaan lahan regeneratif yang berkelanjutan, inklusif, dan berkeadilan. Untuk informasi media lebih lanjut dapat menghubungi: Marketing & Communication PT SOBI contact@sobi.co.id 0821 3176 7772 Jakarta, July 30, 2024 – At the "ESG Award 2024 by KEHATI" ceremony held at Graha Niaga Jakarta on Tuesday, July 30, 2024, PT Sosial Bisnis Indonesia (SOBI) was honored with the Best Impact Entrepreneur award. The award was given based on the assessment by nine competent jurors from various industry sectors, chaired by Mr. Darwin Cyril Noerhadi, a member of the board of supervisors at Indonesia Investment Authority (INA). The ESG Award by KEHATI is one of Indonesia’s prestigious awards given to businesses, investors, and facilitators who actively innovate to promote holistic ESG implementation, with the aim of making a positive impact on environmental conservation and community well-being. The achievement of being named Best Impact Entrepreneur reflects SOBI’s consistency in its mission to empower smallholders and facilitate the adoption of regenerative land management practices, which are believed to offer solutions to the increasing global demand for agricultural and forestry products while maintaining environmental sustainability. In pursuing its mission, SOBI, which has been operating since 2016, combines the use of information technology in planning and operations with technical support in the field as a key stakeholder implementation partner through the following approaches: Bottom-up: Directly empowering smallholders by providing training, essential resources (financing and infrastructure), managing certifications (Forest Stewardship Council - FSC and Sistem Verifikasi Legalitas Kayu/SVLK ), and facilitating market access through a profit-sharing commodity trading model. Top-down: Building partnerships with landowners (concessions) and offtakers to design land utilization considering ecological factors, developing plans for community empowerment, and becoming operational partners in land and harvest management. As of April 2024, SOBI has designed 7,557 hectares of regenerative land, managed 1,810 hectares (including FSC-certified land) with 179,402 certified trees, empowered 13,356 beneficiary farmers across four operational areas: Ciamis (West Java), Sragen and Purworejo (Central Java), and Kulon Progo (Yogyakarta). In 2023 alone, SOBI marketed 5,017 cubic meters of timber and planted 26,640 new seedlings. In light of receiving the ESG Award by KEHATI 2024 in the Best Impact Entrepreneur category, SOBI extends its gratitude to God Almighty for His grace and blessings, to the KEHATI team led by Mr. Riki Frindos for successfully organizing the ESG Awards 2024, and to shareholders, management, headquarters and field teams, and all key stakeholders of SOBI (particularly cooperatives, farmer groups, vendors, and offtakers) who have contributed from the past up to the present. May this award serve as an encouragement and motivation for all of us to continue collaborating and making a greater contribution in implementing sustainable, inclusive, and equitable regenerative land management practices. For more media information, please contact: Marketing & Communication PT SOBI contact@sobi.co.id 0821 3176 7772